Arsip Kategori: Teknik dan Jurus
Penyempurnaan Teknik, Jurus dan Istilah
Diposting oleh Fithrorozi
Teknik
dan istilah disempurnakan pada sidang teknik, jurus dan istilah Pencak
Silat National pada Pra Musawarah nasional X, 19 September 1999 yang
dihadiri oleh 26 Pengurus Daerah IPSI dan 9 Pengurus Khusus (IPSI 2000)
-
Kuda-kuda Jenis bobot kuda-kuda ; kuda-kuda berat, kuda-kuda sedang, kuda-kuda ringan. Jenis bentuk kuda-kuda; kuda-kuda depan, belakang, tengah dan samping. Jenis bentuk kuda-kuda Terbuka dan Tertutup yaitu 12 sikap pasang
-
Langkah Jenis arah langkah; langkah lurus, langkah samping dan langkah serong.
Teknik langkah; langkah angkatan, geser, seser dan lompatan. -
Serangan Tangan, Jenis pukulan; pukulan depan, pukulan samping, pukulan sangkol, pukulan lingkar. tebasan, tebangan, sangga, tamparan, kepret, tusukan, totokan, patukan, Cengkraman, gentusan, sikuan, tabrak, dobrakan.
-
Serangan kaki, Jenis tendangan; lurus, tusuk, kepret, jejak, gajul, T tumit, T telapak kaki, T sisi luar telapak kaki, celorong, belakang, kuda, taji, sabit, aling, hentak bawah, gejug. Sapuan kaki. Jenis teknik sapuan; sapu tegak, sapu kepret, sapu rebah, sapu sabetan, sapu bese
Dengkulan
Jenis teknis dengkulan; dengkul depan, dengkul samping luar, dengkul samping dalam Guntingan
Jenis teknis dengkulan; dengkul depan, dengkul samping luar, dengkul samping dalam Guntingan
5. Tangkapan
6. Kuncian
7. Bantingan
8. Jatuhan
9. Belaan tangkisan; tepis, gedik, kelit, siku, jepit atas, potong, sangga, galang, kepruk, kibas, lutut, tabrak. Hindaran: elakan, egosan, kelitan
Jurus dan istilah pencak silat nasional ini merupakan hasil kerja team perumus teknik yang didirikan pada 1 Mei 1995.
→ Leave a comment
Ditulis pada Teknik dan Jurus
TEKNIK & JURUS
Terdapat 4 aspek utama dalam pencak silat, yaitu:
Bagaimanapun, banyak yang berpendapat bahwa pokok-pokok dari pencak silat terhilangkan, atau dipermudah, saat pencak silat bergabung pada dunia olah raga. Oleh karena itu, sebagian praktisi silat tetap memfokuskan pada bentuk tradisional atau spiritual dari pencak silat, dan tidak mengikuti keanggotaan dan peraturan yang ditempuh oleh Persilat, sebagai organisasi pengatur pencak silat sedunia
Teknik
Pencak Silat memiliki macam yang banyak dari teknik bertahan dan menyerang. Praktisi biasa menggunakan tangan, siku, lengan, kaki, lutut dan telapak kaki dalam serangan. Teknik umum termasuk tendangan, pukulan, sandungan, sapuan, mengunci, melempar, menahan, mematahkan tulang sendi, dan lain-lain. Istilah dasar teknik Pencak Silat Nasional meliputi Kuda-kuda , Sikap Pasang , Langkah Belaan , Serangan Tangkapan, Kuncian dan Bantingan
Jurus
Pesilat berlatih dengan jurus-jurus. Jurus ialah rangkaian gerakan dasar untuk tubuh bagian atas dan bawah, yang digunakan sebagai panduan untuk menguasai penggunaan tehnik-tehnik lanjutan pencak silat (buah), saat dilakukan untuk berlatih secara tunggal atau berpasangan. Penggunaan langkah, atau gerakan kecil tubuh, mengajarkan penggunaan pengaturan kaki. Saat digabungkan, itulah Dasar Pasan, atau aliran seluruh tubuh.
Sumber http://id.wikipedia.org
- Aspek Mental Spiritual: Pencak silat membangun dan mengembangkan kepribadian dan karakter mulia seseorang. Para pendekar dan maha guru pencak silat jaman dahulu seringkali harus melewati tahapan semadi, tapa, atau aspek kebatinan lain untuk mencapai tingkat tertinggi keilmuannya.
- Aspek Seni Budaya: Budaya dan permainan “seni” pencak silat ialah salah satu aspek yang sangat penting. Istilah Pencak pada umumnya menggambarkan bentuk seni tarian pencak silat, dengan musik dan busana tradisional.
- Aspek Bela Diri: Kepercayaan dan ketekunan diri ialah sangat penting dalam menguasai ilmu bela diri dalam pencak silat. Istilah silat, cenderung menekankan pada aspek kemampuan teknis bela diri pencak silat.
- Aspek Olah Raga: Ini berarti bahwa aspek fisik dalam pencak silat ialah penting. Pesilat mencoba menyesuaikan pikiran dengan olah tubuh. Kompetisi ialah bagian aspek ini. Aspek olah raga meliputi pertandingan dan demonstrasi bentuk-bentuk jurus, baik untuk tunggal, ganda atau regu.
Bagaimanapun, banyak yang berpendapat bahwa pokok-pokok dari pencak silat terhilangkan, atau dipermudah, saat pencak silat bergabung pada dunia olah raga. Oleh karena itu, sebagian praktisi silat tetap memfokuskan pada bentuk tradisional atau spiritual dari pencak silat, dan tidak mengikuti keanggotaan dan peraturan yang ditempuh oleh Persilat, sebagai organisasi pengatur pencak silat sedunia
Teknik
Pencak Silat memiliki macam yang banyak dari teknik bertahan dan menyerang. Praktisi biasa menggunakan tangan, siku, lengan, kaki, lutut dan telapak kaki dalam serangan. Teknik umum termasuk tendangan, pukulan, sandungan, sapuan, mengunci, melempar, menahan, mematahkan tulang sendi, dan lain-lain. Istilah dasar teknik Pencak Silat Nasional meliputi Kuda-kuda , Sikap Pasang , Langkah Belaan , Serangan Tangkapan, Kuncian dan Bantingan
Jurus
Pesilat berlatih dengan jurus-jurus. Jurus ialah rangkaian gerakan dasar untuk tubuh bagian atas dan bawah, yang digunakan sebagai panduan untuk menguasai penggunaan tehnik-tehnik lanjutan pencak silat (buah), saat dilakukan untuk berlatih secara tunggal atau berpasangan. Penggunaan langkah, atau gerakan kecil tubuh, mengajarkan penggunaan pengaturan kaki. Saat digabungkan, itulah Dasar Pasan, atau aliran seluruh tubuh.
Sumber http://id.wikipedia.org
Ditulis pada Teknik dan Jurus
Jurus Tunggal Baku
Diposting oleh Fithrorozi
Pada
Kongres PERSILAT tahun 1998, Jurus Tunggal Baku ditetapkan menjadi
salah satu kategori yang dipertandingkan. Jurus ini disusun oleh tim
yang anggotanya terdiri dari pakar pencak silat dari empat negara
pendiri PERSILAT, yaitu:
· IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia)
· PERSISI (Persekutuan Silat Singapura)
· PESAKA (Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia)
· PERSIB (Persekutuan Silat Kebangsaan Brunei Darussalam)
Seluruh
gerak yang terdapat di dalam jurus ini diharapkan dapat mewakili gerak
pencak silat yang sudah disepakati sebagai beladiri asli dari kawasan
Asia Tenggara. Di samping itu dengan adanya rangkaian jurus standar
internasional ini dapat pula digunakan sebagai sarana pemersatu seluruh
insan pencak silat.
Peraturan
Pertandingan Pencak Silat Antarabangsa yang telah ditetapkan dalam
Rapat Teknik PERSILAT pada tanggal 26 September 1998 tersebut tidak
boleh diubah oleh lembaga organisasi apapun kecuali oleh PERSILAT dan
harus diikuti serta dilaksanakan oleh seluruh anggotanya, termasuk
Indonesia sebagai salah satu Anggota Pendiri PERSILAT.
Namun,
disebabkan Peraturan Pertandingan PERSILAT tersebut dirasakan masih
terdapat beberapa kekurangan yang perlu dijelaskan secara lebih rinci
dalam teknis pelaksanaannya, maka pada MUNAS IPSI X yang diselenggarakan
di Jakarta pada tanggal 16 – 18 September 1999 disepakati perlunya
diberikan penjelasan-penjelasan yang tidak mengubah secara prinsip
peraturan pertandingan tersebut. Oleh sebab itu, maka Penjelasan
Peraturan Pertandingan ini juga bersifat mengikat serta harus dipatuhi
dan dilaksanakan oleh Ikatan Pencak Silat Indonesia dan semua
jajarannya. Di bawah ini akan diuraikan peraturan tentang pertandingan
pencak silat Antarabangsa kategori TUNGGAL yang diambil dari Penjelasan
Peraturan Pertandingan hasil Munas.
PERATURAN PERTANDINGAN
Penggolongan Pertandingan dan Ketentuan tentang Umur
Penggolongan pertandingan Pencak Silat menurut umur dan jenis kelamin untuk semua kategori terdiri atas:
· Pertandingan Golongan DEWASA untuk Putra dan Putri, berumur di atas 17 tahun s/d 35 tahun.
· Pertandingan
Golongan REMAJA untuk Putra dan Putri, berumur di atas 14 tahun s/d 17
tahun. Kebenaran tentang umur pesilat yang mengikuti pertandingan
dibuktikan dengan Akte Kelahiran /Ijasah/ paspor (aslinya diperlihatkan
pada saat pendaftaran).
Gelanggang
Pertandingan
dapat dilaksanakan dalam gelanggang berupa lantai yang dilapisi matras
dengan tebal maksimal 5 cm, permukaan rata dan tidak memantul, boleh
ditutup dengan alas yang tidak licin, berukuran 10 m x 10 m dengan warna
dasar hijau terang dan garis berwarna putih sesuai dengan keperluannya,
disediakan oleh Komite Pelaksana. Gelanggang penampilan untuk kategori
Tunggal adalah bidang gelanggang dengan ukuran 10 m x 10 m.
Pakaian
Pakaian
Pencak Silat model standar, warna bebas dan polos (celana dan baju
boleh dengan warna yang sama atau berbeda). Memakai ikat kepala dan kain
samping warna polos atau bercorak. Pilihan dan kombinasi warna
diserahkan kepada peserta. Boleh memakai badge IPSI di dada sebelah
kiri.
Senjata
Golok atau parang dengan ukuran antara 30 cm s.d. 40 cm dan Tongkat terbuat dari rotan dengan ukuran panjang antara 150 cm s.d. 180 cm, dengan garis tengah 2,5 cm s.d. 3,5 cm.
Waktu Pertandingan
Waktu penampilan adalah 3 (tiga) menit.
Tata Cara Pertandingan
1. Pelaksanaan
pertandingan didahului dengan masuknya para Juri dari sebelah kanan
Ketua Pertandingan dan setelah memberi hormat serta menyampaikan laporan
tentang akan dimulainya tugas penjurian kepada Ketua Pertandingan, para
Juri mengambil tempat yang telah ditentukan.
2. Senjata
yang akan dipergunakan sudah diperiksa dan disahkan oleh Ketua
Pertandingan, kemudian diletakkan pada standar yang disediakan oleh
Panitia Penyelenggara.
3. Pesilat
yang akan melakukan peragaan, memasuki gelanggang dari sebelah kiri
Ketua Pertandingan, berjalan menurut adab yang ditentukan, menuju ke
titik tengah gelanggang. Memberi hormat kepada Ketua Pertandingan dan
selanjutnya berbalik untuk memberi hormat kepada para Juri.
4. Sebelum
peragaan dimulai Ketua Pertandingan memberi isyarat dengan bendera
kuning kepada para Juri, Pengamat Waktu, dan Aparat Pertandingan lainnya
agar bersiap untuk memulai tugas.
5. Setelah
selesainya pembukaan salam PERSILAT, gong tanda waktu dimulainya
pertandingan dibunyikan, dan peserta pertandingan langsung melaksanakan
peragaan tangan kosong dilanjutkan dengan bersenjata. Berakhirnya waktu
yang ditetapkan ditandai dengan bunyi gong.
6. Setelah
waktu peragaan berakhir, pesilat memberi hormat kepada Juri dan Ketua
Pertandingan dari titik tengah gelanggang, dan selanjutnya meninggalkan
gelanggang dari sebelah kiri Ketua Pertandingan, berjalan menurut adab
yang telah ditentukan.
7. Para Juri kemudian memberikan penilaian untuk peragaan yang baru saja berlangsung selama 30 (tiga puluh) detik.
8. Pengamat
Waktu mencatat dan menandatangani formulir Catatan Waktu Peragaan
Pesilat untuk disahkan oleh Ketua Pertandingan dan segera diumumkan
untuk diketahui oleh Juri yang bertugas.
9. Pembantu Gelanggang mengambil formulir hasil penilaian Juri dan menyerahkan kepada Dewan Juri.
10. Setelah
selesai perhitungan para Juri meninggalkan tempatnya secara tertib
menuju Ketua Pertandingan, memberi hormat dan melaporkan tentang
selesainya pelaksanaan tugas. Selanjutnya para Juri meninggalkan
gelanggang dari sebelah kiri Ketua Pertandingan.
Aturan Bertanding.
1. Peserta
menampilkan Jurus Tunggal Baku selama 3 (tiga) menit terdiri atas
tangan kosong dan selanjutnya menggunakan senjata golok/parang dan
tongkat. Toleransi kelebihan atau kekurangan waktu adalah 5 (lima)
detik. Bila penampilan lebih dari batas toleransi waktu yang diberikan
akan dikenakan hukuman.
2. Jurus
Tunggal Baku diperagakan menurut urutan gerak, kebenaran rincian teknik
jurus tangan kosong dan bersenjata, irama gerak, kemantapan dan
penjiwaan yang ditetapkan untuk jurus ini.
3. Tidak diperkenankan bersuara selama waktu peragaan.
4. Bila
pesilat tidak dapat melanjutkan penampilannya karena kesalahannya,
peragaan dihentikan oleh Ketua Pertandingan dan pesilat yang
bersangkutan tidak mendapat nilai.
Hukuman, Undur Diri, dan Diskualifikasi
Hukuman pengurangan nilai dijatuhkan kepada peserta karena kesalahan terdiri atas:
a. Faktor kesalahan dalam rincian gerakan dan jurus.
· Pengurangan
nilai 1 (satu) dikenakan kepada peserta setiap kali yang bersangkutan
melakukan kesalahan dalam rincian gerak dan kesalahan urutan rincian
gerak.
· Pengurangan nilai 1 (satu) dikenakan kepada peserta untuk setiap gerakan
· yang tertinggal (tidak ditampilkan).
· Pengurangan nilai 1 (satu) dikenakan kepada peserta setiap kali yang bersangkutan menampilkan urutan jurus yang salah.
b. Faktor Waktu (Peragaan kurang atau lebih dari 3 menit).
· Penampilan kurang atau lebih dari 6 s.d. 15 detik dikenakan pengurangan nilai 10.
· Penampilan kurang atau lebih dari 16 s.d. 30 detik dikenakan pengurangan nilai 15.
· Penampilan kurang atau lebih dari di atas 30 detik dikenakan pengurangan nilai 20.
c. Faktor Lain-lain.
· Pengurangan nilai 5 (lima) dikenakan kepada peserta setiap kali yang bersangkutan keluar dari gelanggang (10 m x 10 m).
· Pengurangan nilai 5 (lima) dikenakan kepada peserta setiap kali yang bersangkutan lepas senjatanya di luar yang ditentukan.
· Pengurangan nilai 5 (lima) dikenakan kepada peserta setiap kali yang bersangkutan memperdengarkan suara mulut (vokal).
· Pengurangan
nilai 10 (sepuluh) dikenakan kepada peserta yang memakai pakaian yang
tidak sepenuhnya menurut ketentuan yang berlaku (tidak sempurna)
d. Undur Diri.
Pesilat
dinyatakan undur diri apabila setelah tiga kali pemanggilan oleh
Sekretaris Pertandingan tidak memasuki gelanggang untuk memperagakan
Kategori Tunggal.
e. Diskualifikasi.
· Penilaian
terhadap peserta menjadi batal, bila setelah berakhirnya penampilan
didapati bahwa ada jurus yang tidak dipergakan oleh peserta. Dalam hal
ini peserta dikenakan hukuman diskualifikasi.
· Pesilat yang memakai pakaian dan atau senjata yang menyimpang dari ketentuan pertandingan dinyatakan diskualifikasi.
Penilaian
Penilaian terdiri atas:
a. Nilai kebenaran yang mencakup unsur:
-
Kebenaran gerakan dalam setiap jurus.
-
Kebenaran urutan gerakan.
-
Kebenaran urutan jurus,
Nilai diperhitungkan dari jumlah gerakan Jurus Tunggal Baku (100 gerakan) dikurangi nilai kesalahan.
b. Nilai kemantapan yang mencakup unsur:
-
Kemantapan gerak.
-
Kemantapan irama gerak.
-
Kemantapan penghayatan gerak.
-
Kemantapan tenaga dan stamina.
Pemberian
nilai antara 50 (lima puluh) s.d. 60 (enam puluh) angka yang dinilai
secara total/terpadu di antara keempat unsur Kemantapan.
Penentuan dan Pengumuman Pemenang
-
Pemenang adalah peserta yang mendapat nilai tertinggi untuk penampilannya.
-
Bila terdapat nilai yang sama, pemenangnya adalah peserta dengan jumlah nilai kebenaran tertinggi.
-
Bila nilai masih tetap sama, pemenangnya adalah peserta yang mempunyai nilai kemantapan, penghayatan, dan stamina tertinggi.
-
Bila nilai masih tetap sama, pemenangnya adalah peserta dengan jumlah nilai hukuman terkecil untuk ketepatan waktu.
-
Bila nilai masih tetap sama, pemenangnya adalah peserta dengan jumlah nilai hukuman terkecil.
-
Bila nilai masih tetap sama, pemenangnya akan diundi oleh Ketua Pertandingan disaksikan oleh Delegasi Teknik, Dewan Juri, dan Tim Manajer pesilat yang bersangkutan.
-
Pengumuman nilai perolehan peserta setiap kategori disampaikan setelah para Juri menyelesaikan tugasnya menilai seluruh peserta pada setiap kategori Jurus Tunggal Baku.
Demikianlah
sekilas mengenai peraturan pertandingan pencak silat kategori Tunggal.
Pada edisi-edisi mendatang akan ditampilkan sekilas mengenai jurus
tangan kosong, jurus golok, dan jurus tongkat.
Sumber : (Graspuzi, J.C. Umbu) / http://duel.melsa.net.id
Ditulis pada Teknik dan Jurus
Teknik Tanding Pencak Silat
MEMILIH DAN MENGAPLIKASIKAN JURUS
SESUAI DENGAN PERATURAN PERTANDINGAN
Diposting oleh Fithrorozi
Kategori tanding adalah salah satu bentuk
pertandingan pencak silat di samping kategori tunggal, ganda dan regu.
Jurus-jurus yang digunakan dalam kategori tanding semuanya berasal dari
kaidah beladiri pencak silat, namun tidak semua jurus dapat digunakan
karena dalam peraturan pertandingan ada batasan-batasan yang harus
diperhatikan, di antaranya faktor keselamatan pesilat dan obyektivitas
dalam penilaian. Oleh karena itu dalam pertandingan pencak silat
kategori tanding tidak akan ditemukan jurus-jurus yang membahayakan dan
berakibat fatal bagi lawannya seperti mencengkram leher, menjambak
rambut, menusuk mata, atau mematahkan sendi. Jurus-jurus tersebut
merupakan bentuk pelanggaran berat, padahal justru teknik seperti itulah
yang sering diajarkan di perguruan pencak silat sebagai bagian dari
teknik beladiri.
Definisi
pertandingan pencak silat kategori tanding adalah pertandingan yang
menampilkan 2 (dua) orang pesilat dari kubu yang berbeda. Keduanya
saling berhadapan menggunakan unsur pembelaan dan serangan yaitu
menangkis/mengelak/mengena/menyerang sasaran dan menjatuhkan lawan,
penggunaan taktik dan teknik bertanding, ketahanan stamina dan semangat
juang, menggunakan kaidah dan pola langkah yang memanfaatkan kekayaan
teknik jurus untuk mendapatkan nilai terbanyak. Adapun yang dapat
dijadikan sasaran sah dan bernilai adalah bagian tubuh kecuali leher ke
atas dan dari pusat ke kemaluan, yaitu dada, perut (pusat ke atas),
rusuk kiri dan kanan, dan punggung atau bagian belakang badan.
Di
dalam praktek, suatu perguruan pencak silat yang memiliki teknik
beladiri bagus, belum tentu menang dalam pertandingan pencak silat
kategori tanding. Mengapa? Banyak faktor yang menyebabkannya, namun yang
paling berperan adalah atlet dan pelatihnya kurang menguasai peraturan
pertandingan, sehingga menyebabkan kecolongan dalam pengumpulan nilai,
atau mendapat diskualifikasi karena melakukan pelanggaran berat,
misalnya menyerang daerah terlarang.
Tentu
saja hal tersebut sering mengakibatkan kesalahfahaman antara
atlet/pelatih dengan juri/wasit yang memimpin pertandingan. Bukan suatu
yang aneh apabila ada pesilat yang mengajukan protes karena merasa
seharusnya dia yang menang, namun menurut keputusan juri ia dinyatakan
kalah. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi bila semua fihak di
kalangan persilatan menguasai dengan benar peraturan pertandingan pencak
silat yang berlaku.
Ada
beberapa hal yang bisa ditempuh oleh perguruan-perguruan pencak silat
yang baru pertama kali akan mengikuti pertandingan pencak silat ketegori
tanding:
1. Pelatih
harus menguasai dengan benar peraturan pertandingan yang berlaku,
misalnya dengan mengikuti penataran-penataran yang biasanya
diselenggarakan oleh IPSI.
2. Usahakan
agar pengetahuan mengenai peraturan pertandingan pencak silat masuk ke
dalam kurikulum latihan di perguruan, sehingga setiap pesilat/anggota
dapat memahaminya dengan baik.
3. Usahakan
agar ilmu kesehatan dan olahraga masuk ke dalam kurikulum latihan,
karena selain kemahiran teknik faktor fisik memiliki peranan penting
dalam pertandingan.
4. Pilihlah jurus-jurus yang paling memungkinkan dapat digunakan dalam pertandingan untuk mengumpulkan nilai sebanyak-banyaknya.
5. Sediakan peralatan yang menunjang dalam mempersiapkan diri mengikuti pertandingan, seperti sansak, target, body protector, dan lain-lain.
6. Adakan kejuaraan intern di perguruan yang menggunakan peraturan IPSI.
7. Seringlah mengadakan sparring partner (latih tanding) di perguruan pada setiap latihan.
8. Adakan training center (pemusatan latihan) dalam waktu yang memadai sebelum menghadapi suatu event kejuaraan.
9. Seringlah menyaksikan pertandingan-perrtandingan pencak silat.
Apabila
point-point tersebut di atas dapat dilaksanakan, maka suatu perguruan
sudah bisa dikatakan siap untuk berpartisipasi mengikuti pertandingan
pencak silat pada kategori tanding. Pada edisi-edisi berikutnya akan
dibahas mengenai peraturan pertandingan pencak silat kategori tanding,
bentuk-bentuk latihan beserta beberapa teknik dan aplikasinya.