Rabu, 31 Oktober 2012

Sekretariat Pengkot
Pengurus Kota
IPSI
Batam
Jl. Dr. Sutomo No.3
(samping Indosat)
Sekupang, Batam
Indonesia

Telepon : +62 778 7218212
Ponsel : +62 831 84335566

e-Mail : sekretariat@ipsibatam.cjb.net
Menu
HALAMAN DEPAN

STRUKTUR PERSONALIA :
- PENGKOT IPSI BATAM
- PENGPROV IPSI KEPRI
- PB IPSI

DAFTAR PERGURUAN

PROFIL PERGURUAN

LAMBANG IPSI

GALERI FOTO

Artikel Sebelumnya
Kejurcab Pencak Silat Remaja Batam 2011

Pesilat Batam siap bertarung di Popda Kepri dan O2...

Seleksi pesilat pelajar untuk Popda Kepri dan O2SN...

Pertandingan Persahabatan IPSI Kota Batam dan Pesa...

Perolehan medali cabang olahraga pencak silat Pork...

Kecamatan se-Kota Batam terjunkan atlet terbaiknya...

Rapat pemantapan pelaksanaan Porkot Batam III Tahu...

Kejurcab Persinas Asad Batam III Tahun 2009

Penataran Pelatih dan Wasit Juri IPSI Kota Batam 2...

Latihan Gabungan Pencak Silat Batam VI

Perguruan Pencak Silat

Bedis
Bintang Surya
Budi Suci Melati
Budi Suci Ranah Minang
Cakar Elang
Cempaka Putih
Dikapasita
Domas Cimande
Elang Laut
Himssi
Karang Taliwang
Kembang Setaman
Kera Sakti
Macan Putih
Merpati Putih
Pagar Nusa
Pandawa
Patbanbu
Perisai Diri
Persinas Asad
Sapu Jagat
Satria Muda Indonesia
Satya Sejati
Setia Hati Organisasi
Setia Hati Terate
Silaturahmi
Sinar Putih
Sport Silat
Suci Hati
Talago Biru
Tapak Suci
Walet Puti

Arsip Artikel

Maret 2006
April 2006
Maret 2007
Juli 2007
Desember 2007
Januari 2008
Februari 2008
Maret 2008
Juni 2008
Januari 2009
Februari 2009
Maret 2009
April 2009
Mei 2009
Juni 2009
Juli 2009
Agustus 2009
September 2009
November 2009
April 2010
Mei 2010
Juli 2011

Latihan Gabungan

I : 1 Juni 2008
II : 6 Juli 2008
III : 10 Agustus 2008
IV : 19 Oktober 2008
V : 18 Januari 2009
VI : 7 Juni 2009
VII : 2 Agustus 2009
VIII : 4 Oktober 2009
IX : 7 Februari 2010
X : 11 April 2010
XI : 6 Juni 2010
XII : 8 April 2012

Kejurcab Pencak Silat Remaja Batam 2011
18 Juli 2011
Sekitar 120 orang atlet pencak silat remaja saling adu keterampilan bertarung di atas gelanggang yang dibentang di Nagoya Hill Shopping Mall, sebuah pusat perbelanjaan terbesar yang ada di Kota Batam. Para pesilat remaja ini dikirim oleh perguruan pencak silat masing-masing untuk bertanding dalam Kejurcab Pencak Silat Remaja Batam 2011 memperbutkan Piala Ketua Umum Pengkot IPSI Batam. Kegiatan yang juga disebut dengan nama IPSI Batam Cup I Tahun 2011 ini digelar pada tanggal 16 s.d. 17 Juli 2011, diikuti oleh 17 perguruan pencak silat yang ada di Kota Batam.
"Ini merupakan salah satu kegiatan rutin tahunan yang diagendakan oleh IPSI Kota Batam. Tujuannya untuk menjaring bibit-bibit pesilat berbakat serta ajang asah diri bagi para pendekar muda yang ada di Kota Batam," kata Ketua Umum Pengkot IPSI Batam, H. Gintoyono, B.E., S.E., M.M.
Juara Umum I memperoleh piala bergilir yang akan diperebutkan kembali di even yang sama pada tahun depan. Pada upacara penutupan, piala bergilir diserahkan oleh Wakil Walikota Batam yang juga menjabat sebagai Ketua Harian KONI Kota Batam, H. Rudi, S.E., M.M., kepada Persaudaraan Setia Hati Organisasi Cabang Batam yang memperoleh medali emas terbanyak. Selain mendapatkan piala bergilir, perguruan pencak silat yang meraih Juara Umum I tersebut juga memperoleh hadiah uang sebesar Rp 5.000.000,00. Hadiah uang juga diberikan kepada perguruan pencak silat yang meraih Juara Umum II , III dan IV dengan besaran bertingkat.
Hasil perolehan medali dalam pertandingan ini adalah sebagai berikut :
1. Setia Hati Organisasi : 5 emas, 2 perak, 7 perunggu.
2. Setia Hati Terate : 3 emas, 6 perak, 1 perunggu.
3. Himssi : 3 emas, 0 perak, 9 perunggu.
4. Asad : 2 emas, 1 perak, 1 perunggu.
5. Tapak Suci : 1 emas, 3 perak, 5 perunggu.
6. Perisai Diri : 1 emas, 3 perak, 3 perunggu.
7. Walet Puti : 1 emas, 2 perak, 1 perunggu.
8. Cempaka Putih : 1 emas, 0 perak, 2 perunggu.
9. Satria Muda Indonesia : 0 emas, 1 perak, 0 perunggu.
10. Bedis : 0 emas, 1 perak, 0 perunggu.
11. Bintang Surya : 0 emas, 0 perak, 1 perunggu.
12. Kembang Setaman : 0 emas, 0 perak, 1 perunggu.
13. Kera Sakti : 0 emas, 0 perak, 1 perunggu.
14. Suci Hati : 0 emas, 0 perak, 1 perunggu.
15. Talago Biru : 0 emas, 0 perak, 1 perunggu.
16. Silaturahmi : 0 emas, 0 perak, 1 perunggu.
17. Pagar Nusa : 0 emas, 0 perak, 0 perunggu.


Daftar peraih medali per nomor pertandingan adalah sebagai berikut :
Kelas A Putra
Emas : M. Adam Saputra (Perisai Diri)
Perak : Faizul Wafa (Setia Hati Terate)
Perunggu : Yogie Pratama (Silaturahmi)
Perunggu : Mirfaqon (Asad)
       
Kelas B Putra
Emas : Dheo Rizky R. (Asad)
Perak : Defandi Sukma O. (Tapak Suci)
Perunggu : Maulana Zaki M. (Setia Hati Organisasi)
Perunggu : Lalu Suryadi S.D. (Perisai Diri)
       
Kelas C Putra
Emas : Yoga Prasetio (Himssi)
Perak : M. Rifky (Asad)
Perunggu : Latif Arief Rahadi (Setia Hati Organisasi)
Perunggu : Muhammad Yunus (Setia Hati Terate)
       
Kelas D Putra
Emas : M. Ariadi (Setia Hati Organisasi)
Perak : Maulana Ilham (Perisai Diri)
Perunggu : Tri Rachmad Dani (Cempaka Putih)
Perunggu : Achmad Rivai Y.S. (Tapak Suci)
       
Kelas E Putra
Emas : Agustri Yanda (Setia Hati Terate)
Perak : Slamet Riyadi (Bedis)
Perunggu : Muh. Fahrizal (Tapak Suci)
Perunggu : Bayu Nirwana S. (Setia Hati Organisasi)
       
Kelas F Putra
Emas : Ridho Saputra (Setia Hati Organisasi)
Perak : M. Silahudeni Alwi (Tapak Suci)
Perunggu : Riyan Rasyid (Himssi)
Perunggu : Ahmad Setiawan (Cempaka Putih)
       
Kelas G Putra
Emas : Alfi Rusdana (Asad)
Perak : Eko Pratama (Walet Puti)
Perunggu : Junaidi (Bintang Surya)
Perunggu : Misalul Islam (Himssi)
       
Kelas H Putra
Emas : Fikri Islami (Cempaka Putih)
Perak : Fauzan A. Garib (Setia Hati Organisasi)
Perunggu : Octya Gusti (Himssi)
Perunggu : Christofer P. (Kembang Setaman)
       
Kelas I Putra
Emas : Bagus Ardika Putra (Setia Hati Organisasi)
Perak : Muslim Mulyadi (Walet Puti)
Perunggu : David (Suci Hati)
Perunggu : Muhamad Syahrul (Himssi)
       
Tunggal Putra
Emas : Aditya Surya P. (Setia Hati Terate)
Perak : Jeri Nodeka Putra (Setia Hati Organisasi)
Perunggu : Defandi Sukma O. (Tapak Suci)
       
Kelas A Putri
Emas : Sherly Tamara S. (Tapak Suci)
Perak : Nurul Amila (Setia Hati Terate)
Perunggu : Yosi Elsa W.A.F. (Setia Hati Organisasi)
Perunggu : Eka Dewi Mayasari (Himssi)
       
Kelas B Putri
Emas : Rafiani Elfiana (Setia Hati Organisasi)
Perak : Cindi Gustin H.W. (Satria Muda Indonesia)
Perunggu : Hema Havidoh (Himssi)
Perunggu : Seliyana (Tapak Suci)
       
Kelas C Putri
Emas : Rahayu (Himssi)
Perak : Rizkyta Eka W. (Setia Hati Terate)
Perunggu : Nurul Aini (Perisai Diri)
Perunggu : Putri Tungga Dewi (Walet Puti)
       
Kelas D Putri
Emas : Fitri (Setia Hati Terate)
Perak : Gamita Salendra (Perisai Diri)
Perunggu : Atikah (Himssi)
Perunggu : Fitriyanti (Setia Hati Organisasi)
       
Kelas E Putri
Emas : Herlina (Walet Puti)
Perak : Sri Winarsih (Setia Hati Terate)
Perunggu : Nurzaina Z.C. (Kera Sakti)
Perunggu : Siska Amelia (Talago Biru)
       
Kelas F Putri
Emas : Amelia Larassary (Setia Hati Organisasi)
Perak : Ira Susiana (Setia Hati Terate)
Perunggu : Noviyanti (Himssi)
Perunggu : Lafia Putri Dwi P. (Perisai Diri)
       
Kelas G Putri
Emas : - -
Perak : Elfia Yunengsy (Perisai Diri)
Perunggu : Susilawati (Himssi)
Perunggu : - -
       
Kelas H Putri
Emas : Dina Nashiha (Himssi)
Perak : Putri Pamela (Setia Hati Terate)
Perunggu : Desi Hariyanti (Tapak Suci)
Perunggu : Tri Indah Valentine (Setia Hati Organisasi)
       
Tunggal Putri
Emas : - -
Perak : Wiwik Sudarwati (Tapak Suci)
Perunggu : Manti Kembar Arum (Setia Hati Organisasi)




Baca selengkapnya ...

Ditulis oleh Agus Win pada 13:46   0 komentar
Pesilat Batam siap bertarung di Popda Kepri dan O2SN
18 Mei 2010
Usai sudah pertarungan para pesilat remaja se-Kota Batam dalam pertandingan seleksi untuk memilih atlet pencak silat yang akan mewakili Kota Batam dalam Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) Kepulauan Riau dan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) yang akan digelar di Kota Tanjungpinang pada pertengahan bulan Juli mendatang. Pertandingan yang digelar pada tanggal 15 s.d. 17 Mei 2010 di DC Mall ini diikuti oleh sekitar 150 orang atlet pencak silat pelajar dari berbagai sekolah yang ada di Kota Batam.
"Pertandingan ini kami adakan untuk memilih pesilat terbaik yang akan direkomendasikan kepada Dinas Pendidikan Kota Batam untuk diberangkatkan ke Popda Kepri dan O2SN nanti. Jadwal pertandingan yang awalnya kami rencanakan cuma Sabtu dan Minggu ini kami tambah satu hari lagi karena jumlah peserta sangat banyak melebihi perkiraan," ujar Sunardi, Ketua Harian Pengkot IPSI Batam.
Sebagaimana pertandingan pencak silat pada umumnya, kategori yang dipertandingkan ada Tanding, Tunggal, Ganda dan Regu. Untuk kategori Tanding, dibagi ke dalam kelas-kelas berdasarkan berat badan, dimulai dari Kelas A dengan berat badan di atas 39 kg sampai dengan 42 kg, Kelas B di atas 42 kg sampai dengan 45 kg, dan seterusnya sampai dengan Kelas I. Usia atlet dibatasi dari 14 sampai dengan 17 tahun.
Atlet-atlet yang bertanding dalam even ini adalah pelajar dari berbagai sekolah yang ada di Kota Batam yang berlatih di bawah pembinaan perguruan pencak silat anggota IPSI Kota Batam, diantaranya yaitu Perisai Diri, Pagar Nusa, Setia Hati Organisasi, Setia Hati Terate, Himssi, Tapak Suci, Asad, Bintang Surya, Suci Hati, Silaturahmi dan Walet Puti.
Berikut ini adalah daftar pemenang pertandingan :
Kelas A Putra
I. Joko Kari Pamungkas : Asad SMK Negeri 3
II. Rendi Wibowo : Suci Hati SD Negeri 4
III. Nurdiansyah : Walet Puti SMP Negeri 9
III. Heri : Pagar Nusa STM Al-Jabar
         
Kelas B Putra
I. Yoga Prasetio : Himssi SMP Ponpes An-Ni'mah
II. Arie Nugraha ESP : Suci Hati SMP Negeri 25
III. Ahmad Fitriyanto : Suci Hati SD Negeri 5
III. Huda Luthfi : Perisai Diri SMK Negeri 4
         
Kelas C Putra
I. Riski Saputra : Perisai Diri SMK Negeri 4
II. Maulana Ilham : Perisai Diri SMK Negeri 4
III. Nurman Widodo : Asad SMP Negeri 11
III. Muh Khabib Ibrahim : Asad SMP Negeri 16
         
Kelas D Putra
I. Rian Rosyid : Himssi SMP Ponpes An-Ni'mah
II. Cipto : Pagar Nusa MA Al-Jabar
III. Bayu Nirwana : SH Organisasi SMA Negeri 3
III. Khairul Mukminin : Perisai Diri SMK Negeri 4
         
Kelas E Putra
I. M Suhaemi : SH Organisasi SPM Nasional
II. Juhari Jumanto : Tapak Suci SMP Widya
III. Genta Rahadian : Walet Puti SMK Al-Azhar
III. Emilio Santos Abdullah : Asad SMK Negeri 3
         
Kelas F Putra
I. Kharisma Adiguna : SH Organisasi SMA Negeri 3
II. Ridho Saputra : SH Organisasi SMA Negeri 3
III. Eko Pratama : Walet Puti SMP Ibnu Sina
III. Baginda Mirza : SH Organisasi SMA Negeri 3
         
Kelas G Putra
I. Rizal Djafar Djou : Tapak Suci SMK Al-Azhar
II. M Haudi : SH Organisasi SMA Negeri 3
III. Andri Naryo : Pagar Nusa MTs Al-Jabar
III. Rizky Dwi Randa SY : SH Organisasi SMA Negeri 3
         
Kelas H Putra
I. Irwansyah : Himssi SMP Ponpes An-Ni'mah
II. Bagus Ardika Putra : SH Organisasi SMA Negeri 3
         
Kelas I Putra
I. David : Suci Hati SMA Negeri 12
II. Didi Suryadi : Tapak Suci SMK Al-Jabar
III. Budi Hendra : Tapak Suci SMK Hang Tuah
         
Kelas A Putri
I. Sherly Tamara Salsabilla : Tapak Suci SMP Hang Tuah
II. Riska Novianti : SH Organisasi SMP Negeri 12
III. Diartha Vellayati : Perisai Diri SMK Negeri 4
III. Yosi Elsa Wahyuni : SH Organisasi SMA Negeri 3
         
Kelas B Putri
I. Rafiani Elfiana : SH Organisasi SMA Negeri 3
II. Ratna Handriyani : Tapak Suci SMK Hang Tuah
III. Sri Winarsih : SH Terate SMP Negeri 9
III. Nadia Disatia : Walet Puti SMP Negeri 10
         
Kelas C Putri
I. Afrijda : Tapak Suci SMK Al-Azhar
II. Tamy Cintia Dewi : Suci Hati SMP Negeri 25
III. Galuh Ajeng H : SH Organisasi SMA Negeri 3
III. Novalita Arisanti Irawan : Walet Puti SMK Negeri 2
         
Kelas D Putri
I. Amelia Larassari : SH Organisasi SMA Negeri 3
II. Yona Safitri : Tapak Suci SMK Hang Tuah
III. Fitri : SH Terate SMP Hang Kasturi
III. Rinda Sari : SH Organisasi SMA Negeri 3
         
Kelas E Putri
I. Fidya Ayu Saomi : SH Organisasi SMA Negeri 3
II. Dina Nashiha Putri A : Himssi SMP Ponpes An-Ni'mah
III. Wili Yulendri : Walet Puti SMK Teladan
         
Kelas F Putri
I. Putri Yolanda : Tapak Suci SMK Hang Tuah
II. Devitri Barina : Walet Puti SMK Muhammadiyah
III. Is Dahlia Fiani : SH Organisasi SMA Negeri 3
III. Elfia Ayuningsih : Perisai Diri SMK Negeri 4
         
Kelas G Putri
I. B Munyati Nilam : SH Organisasi SPK Widya
II. Rina Aprilianti : Perisai Diri SMK Negeri 4
         
Tunggal Putra
I. Junaidi : Bintang Surya MTs Nurul Jadid
II. Grenady : SH Terate SMP Hang Kasturi
         
Tunggal Putra SD
I. Amir N Masura : Bintang Surya SD Negeri 5
         
Tunggal Putra SMP
I. Aditya Surya Pradana : SH Terate SMP Hang Kasturi
II. Risky Maidi Mulya : SH Terate SMP Negeri 16
         
Tunggal Putra SMA
I. Jery Nodeka : SH Organisasi SMA Negeri 3
         
Tunggal Putri
I. Rita Junita : SH Terate SMP Hang Kasturi
         
Tunggal Putri SMP
I. Raja Nanda : SH Terate SMP Hang Kasturi
         
Tunggal Putri SMA
I. Manti Kembar Sari : SH Organisasi SMA Negeri 3
         
Ganda Putra
I. Iqbal : SH Terate SMP Hang Kasturi
  Muhammad Iqbal : SH Terate SMP Hang Kasturi
II. Tegar Alif Ariyadi : SH Terate SMP Negeri 16
  Yana Firda : SH Terate SMP Negeri 16
         
Ganda Putri
I. Manti Kembar Arum : SH Organisasi SMA Negeri 3
  Manti Kembar Sari : SH Organisasi SMA Negeri 3


Baca selengkapnya ...

Ditulis oleh Agus Win pada 12:00   1 komentar
Seleksi pesilat pelajar untuk Popda Kepri dan O2SN
15 Mei 2010
Sekitar 150 pesilat remaja dari berbagai sekolah yang ada di Kota Batam saling adu kehebatan bertarung dalam pertandingan pencak silat hari ini (15/05) di lantai 2 DC Mall. Pertandingan ini merupakan ajang seleksi untuk memilih atlet pencak silat yang akan mewakili Kota Batam dalam Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) Kepulauan Riau dan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) yang akan digelar di Kota Tanjungpinang pada pertengahan bulan Juli mendatang. Pertandingan seleksi yang diadakan selama dua hari ini diselenggarakan oleh Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kota Batam.
"Kami akan memberikan pesilat terbaik kepada Dinas Pendidikan Kota Batam untuk diberangkatkan ke Popda Kepri dan O2SN nanti, sehingga kami harus benar-benar mengadakan seleksi untuk menentukan siapa saja yang akan kami pilih. Maklum saja, di Kota Batam ini ada lebih dari 30 perguruan pencak silat yang dikoordinir oleh IPSI Kota Batam, dan setiap perguruan tentunya memiliki pesilat andalan masing-masing, jadi kami harus selektif," ujar Sunardi, Ketua Harian Pengkot IPSI Batam.
Pertandingan seleksi ini murni hasil kerja keras para pengurus dan pelatih dari berbagai perguruan pencak silat anggota IPSI Kota Batam tanpa bantuan dana dari pihak lain. Dinas Pendidikan Kota Batam hanya menunggu hasil seleksi ini untuk kemudian diberangkatkan ke Popda Kepri dan O2SN. Hal ini menyebabkan panitia pelaksana memungut biaya pendaftaran dari atlet, padahal selama ini setiap pertandingan yang diselenggarakan oleh IPSI Kota Batam tidak pernah memungut biaya dari peserta.
"Kami memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada rekan-rekan dari berbagai perguruan pencak silat yang telah bersatu bahu-membahu mensukseskan kegiatan ini. Walaupun berasal dari perguruan yang berbeda-beda, kekompakan dan semangat juangnya untuk bersama-sama memajukan pencak silat Kota Batam sangat luar biasa. Namun dengan berat hati, karena tidak ada dukungan dana, baik dari pemerintah maupun pihak lain, panitia terpaksa memungut biaya pendaftaran dari para atlet yang notabene adalah para pelajar," lanjut Sunardi.
Sebagaimana pertandingan pencak silat pada umumnya, kategori yang dipertandingkan ada Tanding, Tunggal, Ganda dan Regu. Untuk kategori Tanding, dibagi ke dalam kelas-kelas berdasarkan berat badan, dimulai dari Kelas A dengan berat badan di atas 39 kg sampai dengan 42 kg, Kelas B di atas 42 kg sampai dengan 45 kg, dan seterusnya sampai dengan Kelas I. Usia atlet dibatasi dari 14 sampai dengan 17 tahun.
Atlet-atlet yang bertanding dalam even ini adalah pelajar dari berbagai sekolah yang ada di Kota Batam yang berlatih di bawah pembinaan perguruan pencak silat anggota IPSI Kota Batam, diantaranya yaitu Perisai Diri, Pagar Nusa, Setia Hati Organisasi, Setia Hati Terate, Himssi, Tapak Suci, Asad, Bintang Surya, Suci Hati, Silaturahmi dan Walet Puti. Pertandingan ini berlangsung sampai besok Minggu (16/05) malam.


Baca selengkapnya ...

Ditulis oleh Agus Win pada 09:30   0 komentar
Pertandingan Persahabatan IPSI Kota Batam dan Pesaka Negeri Malaka
18 April 2010
Sekitar 600 pesilat anak-anak, remaja dan dewasa dari berbagai perguruan pencak silat yang ada di Kota Batam memadati dataran Engku Putri kemarin Minggu (11/04/2010) pagi. Mereka berbaur dengan masyarakat Kota Batam lainnya yang sedang berolahraga ringan atau berekreasi keluarga di lapangan tersebut. Memang setiap Minggu pagi dataran Engku Putri menjadi salah satu tempat favorit masyarakat Kota Batam untuk olahraga bersama keluarga. Tepat pukul 07.30 seseorang dengan pakaian seragam pencak silat lengkap berjalan menuju ke tengah lapangan sambil membawa pengeras suara. Dengan instruksinya melalui corong pengeras suara, para pesilat dari berbagai usia yang hadir langsung bergegas ke tengah lapangan dan mengatur barisan dengan rapi. Bukan hanya usianya saja yang bervariasi, namun pakaian seragam pencak silat yang dipakai oleh ratusan pesilat tersebut juga beraneka ragam, hitam, putih, merah, hijau dan lainnya.
Dengan mengenakan pakaian seragam pencak silat masing-masing perguruan yang beraneka ragam, dengan kompak mereka bersama-sama melakukan stratching dan pemanasan yang dipandu oleh Ricky Mendoza, Ketua Biro Pembinaan Prestasi Pengkot IPSI Batam. Kemudian seluruh pesilat mendapat pelatihan rangkaian teknik Jurus Tunggal Baku. Jurus ini merupakan gerakan wajib yang dipakai dalam pertandingan pencak silat kategori Tunggal, yang mana dahulu disebut kategori Seni Tunggal atau Wiragana. Jurus yang diberikan hanya rangkaian gerak tangan kosong, sedangkan bagi pesilat yang berpotensi untuk menjadi atlet kategori Tunggal akan diberikan juga rangkaian gerak bersenjata golok dan toya. Bagi masyarakat yang melihat, inilah salah satu keunikan dalam Latihan Gabungan Pencak Silat Batam, di mana ratusan pesilat yang berasal dari perguruan pencak silat yang berbeda-beda, dengan pakaian yang berbeda-beda pula, dapat dengan kompak melakukan satu rangkaian jurus pencak silat yang sama.
Berdasarkan data statistik yang ada, para atlet pencak silat remaja saat ini cenderung lebih suka ikut berlaga dalam kategori Tanding dibandingkan dengan kategori Tunggal, kategori Ganda dan kategori Regu. Padahal seni budaya pencak silat justru lebih kelihatan menonjol di kategori Tunggal, Ganda dan Regu atau yang biasa disingkat dengan istilah TGR. Pengkot IPSI Batam merasa bertanggung jawab untuk mensosialisasikan Jurus Tunggal Baku ini kepada perguruan pencak silat yang berada di bawah koordinasinya.
"Latihan gabungan ini kami agendakan untuk dilaksanakan dua bulan sekali, dan ini adalah yang kesepuluh kalinya. Kali ini yang hadir ada 12 perguruan, yaitu Perisai Diri, Merpati Putih, Pagar Nusa, Setia Hati Terate, Setia Hati Organisasi, Tapak Suci, Himssi, Satria Muda Indonesia, Silaturahmi, Persinas Asad, Budi Suci Melati dan Suci Hati. Perguruan lainnya yang belum dapat bergabung kali ini, kami harapkan dapat bergabung dalam latihan gabungan mendatang. Di IPSI Kota Batam saat ini terinventarisir sekitar 35 perguruan pencak silat," papar Agus Winarno, Sekretaris Pengkot IPSI Batam.
Yang menarik dalam Latihan Gabungan Pencak Silat Batam X ini yaitu adanya peserta dari negeri tetangga. Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia (Pesaka) Negeri Malaka mengirimkan sekitar 20 orang pesilat terbaiknya didampingi pelatih dan pengurusnya untuk bersilaturahmi dengan para pesilat Kota Batam. Mereka berbaur untuk berlatih bersama-sama di lapangan.
Setelah selesai berlatih Jurus Tunggal Baku, para pesilat beristirahat duduk bersama di lapangan sambil mendengarkan pengarahan dari Ketua Harian Pengkot IPSI Batam, Sunardi. "Pencak silat itu olahraga seni beladiri warisan luhur budaya bangsa Indonesia. Kalau bukan kita selaku generasi penerus yang mencintai dan melestarikannya, siapa lagi yang akan menjaga kekayaan budaya bangsa ini ? Apalagi pencak silat menjadi salah satu olahraga andalan Batam yang mampu membawa nama Batam hingga tingkat nasional," ujar Sunardi.
Latihan kali ini juga dihadiri oleh Ketua Umum KONI Kota Batam, Soerya Respationo. Tanpa canggung Soerya langsung ikut duduk bersila bersama ratusan pesilat di tengah lapangan. Seluruh pesilat, baik dari Negeri Malaka maupun Kota Batam, duduk bersila membentuk sebuah lingkaran besar mendengarkan sambutan dari Soerya yang didampingi oleh Chris Triwinasis, Pembina Pengcab Merpati Putih Batam, dan Ahmad Wardi bin Salim, Pengurus Pasukan Pesaka Negeri Malaka. Soerya berpesan agar pencak silat dapat terus dikembangkan dan jangan sampai tersisih di era globalisasi.
"Acara ini terasa sangat istimewa karena dalam acara ini turut dihadiri saudara-saudara kita dari negara sahabat. Mereka datang dari negeri seberang berkunjung ke Kota Batam sengaja untuk bersilaturahmi sekaligus bertukar wawasan tentang ilmu persilatan dengan kita. Dan timingnya sangat pas dengan program Visit Batam 2010," jelas Sunardi.
Setelah para peserta beristirahat sambil mendengarkan pengarahan, kegiatan langsung dilanjutkan dengan latih tanding. Dalam latih tanding ini, pesilat berhadapan dengan pasangannya dari perguruan lain. Selain uji coba para atlet, latih tanding ini juga dijadikan sebagai sarana pembibitan atlet dalam rangka regenerasi dan kaderisasi atlet-atlet pencak silat yang diharapkan akan dapat menambah deretan prestasi Kota Batam di bidang olahraga, terutama untuk pesilat anak-anak dan remaja. Dari antusias para peserta yang hadir terlihat bahwa Kota Batam memiliki banyak potensi atlet yang sangat perlu pembinaan lebih lanjut.
Tampil dua orang pesilat dari perguruan pencak silat yang berbeda ke tengah gelanggang, diawali dengan Muhammad Nazarul dari Perisai Diri dan Ricky Sepriady dari Setia Hati Organisasi. Mereka saling berhadapan dan dengan aba-aba dari wasit, mereka memasang sikap kuda-kuda pencak silat khas perguruan masing-masing. Setelah aba-aba mulai, sepasang pesilat tersebut bertarung dengan mengeluarkan berbagai kemampuan teknik beladiri alirannya masing-masing, namun tetap dalam batas-batas yang telah diatur dalam peraturan pertandingan oleh IPSI. Ratusan pesilat yang menonton pun bersorak-sorai memberikan semangat kepada kedua temannya yang saling menjajal ilmu silatnya tersebut.
"Selama ini biasanya para pesilat dari berbagai perguruan pencak silat bertemu dalam even pertandingan. Kami berinisiatif untuk mengumpulkan mereka bukan dalam nuansa persaingan jual beli pukulan di arena, tapi dalam nuansa kebersamaan dan persahabatan, yaitu dengan kegiatan latihan gabungan seperti ini," jelas Sunardi. Latihan gabungan seperti ini diharapkan dapat menjadi sarana menjaga keharmonisan dan silaturahmi antar perguruan pencak silat sehingga menambah citra baik pencak silat sebagai olahraga seni beladiri warisan luhur budaya bangsa Indonesia. Selain itu diharapkan kegiatan ini dapat menarik minat masyarakat, terutama generasi muda, untuk mencintai dan melestarikan pencak silat sebagai salah satu kekayaan budaya asli bangsa Indonesia. Yang tidak kalah pentingnya, dengan hadirnya para ketua perguruan pencak silat dalam kegiatan ini mempermudah koordinasi sehingga informasi dari Pengkot IPSI Batam dengan mudah dan cepat sampai ke masing-masing perguruan pencak silat yang tersebar di berbagai penjuru Kota Batam.
Setelah acara selesai, pukul 11.00 para peserta bergerak menuju ke DC Mall. Di lantai 2 DC Mall telah terbentang matras dan peralatan pertandingan yang akan dipakai bertarung para atlet terbaik IPSI Kota Batam melawan para atlet terbaik Pesaka Negeri Malaka. Para peserta duduk bersama-sama di sekeliling matras, bersiap menyaksikan pertarungan kedua tim ini.
Pertandingan diawali dari Kelas A Putra, di atas 45 kg sampai dengan 50 kg. Di kelas ini, Aprin Ardianto dari Setia Hati Terate berhadapan dengan Mohd Taufek bin Abd Razak dari Pesaka Negeri Malaka. Di kelas yang paling ringan berat badannya ini, kedua pesilat dengan lincahnya saling menyarangkan tendangan-tendangannya ke badan lawannya. Pergerakan kaki dan tangan yang sangat cepat membuat para penonton bertepuk tangan kagum.
Di kelas yang tergolong berat, yaitu Kelas F Putra dengan bobot di atas 70 kg sampai dengan 75 kg, Marcos dari Perisai Diri bertarung melawan Mohd Azni bin Salleh dari Pesaka Negeri Malaka. Tidak selincah di Kelas A, pertarungan di Kelas F didominasi oleh pukulan dan tendangan yang berat hingga suara serangannya pada saat membentur sasaran terdengar keras. Para penonton semakin ramai bersorak-sorai, terutama pada saat Marcos berhasil beberapa kali menjatuhkan lawannya dengan teknik-teknik bantingan. Setiap selesai bertarung, atlet Pesaka Negeri Malaka selalu menghampiri lawannya untuk memberikan cinderamata sebagai kenang-kenangan.
Setelah pertandingan usai, esok harinya beberapa personil Pengkot IPSI Batam bersama rombongan tim Pesaka Negeri Malaka melakukan city tour, sejalan dengan program Visit Batam 2010, memperkenalkan Kota Batam dan mendampingi ke pusat perbelanjaan di beberapa tempat di Nagoya. Tidak sedikit oleh-oleh dari Kota Batam yang akan dibawa pulang ke Negeri Malaka.


Baca selengkapnya ...

Ditulis oleh Agus Win pada 22:38   0 komentar
Perolehan medali cabang olahraga pencak silat Porkot Batam III Tahun 2009
20 November 2009
Usai sudah pertarungan para pesilat se-Kota Batam dalam arena Pekan Olahraga Kota (Porkot) Batam III. Pertandingan yang digelar pada tanggal 15 s.d. 19 Nopember 2009 di sport hall Sekolah Harapan Utama ini diikuti oleh sekitar 140 orang atlet pencak silat dari 12 kecamatan yang ada di Kota Batam. Hasil perolehan medali dalam pertandingan ini adalah sebagai berikut :
Kontingen Emas Perak Perunggu
Lubuk Baja 3 2 2
Batam Kota 3 1 3
Sungai Beduk 2 1 2
Belakang Padang 2 1 1
Sagulung 1 2 0
Batu Ampar 1 1 2
Sekupang 1 1 2
Batu Aji 1 1 0
Bengkong 1 1 0
Nongsa 0 4 2
Galang 0 0 1
Bulang 0 0 0
Daftar peraih medali per nomor pertandingan adalah sebagai berikut :
Kelas A Putra
I. Belakang Padang : Aprin Ardianto (Setia Hati Terate)
II. Nongsa : Prasetyo Rezeki Nugroho (Setia Hati Organisasi)
III. Batu Ampar : Cipto (Pagar Nusa)
         
Kelas B Putra
I. Lubuk Baja : Ahmad Syarifudin (Setia Hati Terate)
II. Sagulung : Sulis Ahmad Kahfi (Persinas Asad)
III. Nongsa : Rafsyan (Setia Hati Organisasi)
         
Kelas C Putra
I. Batu Ampar : Achmad Kukuh Purnomo (Persinas Asad)
II. Sagulung : Syaiful Nazar (Himssi)
III. Batam Kota : Imam Hambali (Pagar Nusa)
         
Kelas D Putra
I. Bengkong : Ardi Saputra (Setia Hati Terate)
II. Lubuk Baja : Adhitya Warayudha (Kembang Setaman)
III. Nongsa : Rudi Sutanto (Setia Hati Organisasi)
         
Kelas E Putra
I. Belakang Padang : Agus Wihantono (Persinas Asad)
II. Nongsa : Muhammad Suhada (Setia Hati Organisasi)
III. Sekupang : Budi Saputra (Setia Hati Terate)
         
Kelas F Putra
I. Sagulung : Marcos (Perisai Diri)
II. Sekupang : Moch. Arif Eko Prasetyo (Persinas Asad)
III. Galang : Prasetyo Nur Cahyo (Dali Kumbang)
         
Kelas G Putra
I. Sungai Beduk : Hadi Ismail (Persinas Asad)
II. Nongsa : Surya Irawan (Setia Hati Organisasi)
III. Batu Ampar : Wahyu Kurniawan (Setia Hati Terate)
         
Kelas H Putra
I. Sekupang : T. Mustafa S.H. (Suci Hati)
II. Batu Ampar : Bartolomeus Simanjorang (Kera Sakti)
III. Sungai Beduk : Isdianto (Pagar Nusa)
         
Kelas A Putri
I. Sungai Beduk : Indah Fajarini (Perisai Diri)
II. Batam Kota : Erica Pandansari (Setia Hati Organisasi)
III. Belakang Padang : Betty Prih Hartati (Setia Hati Terate)
         
Kelas B Putri
I. Lubuk Baja : Nur Kayati (Setia Hati Terate)
II. Batu Aji : Juli Martina (Walet Puti)
III. Batam Kota : Lia Puspitasari (Setia Hati Organisasi)
         
Kelas C Putri
I. Batam Kota : Devi Aprilianti Putri (Setia Hati Organisasi)
II. Lubuk Baja : Susilowati (Setia Hati Terate)
III. Sungai Beduk : Wahyuningsih (Setia Hati Terate)
         
Kelas D Putri
I. Batam Kota : Munyati Nilam (Setia Hati Organisasi)
II. Belakang Padang : Nur Anggriani (Karang Taliwang)
III. Lubuk Baja : Puji Astuti (Setia Hati Terate)
         
Tunggal Putra
I. Batu Aji : Rangga Aquarista (Merpati Putih)
II. Bengkong : Slamet Gianto (Bintang Surya)
III. Sekupang : Sigit Supriyanto (Setia Hati Terate)
         
Tunggal Putri
I. Lubuk Baja : Nur Kayati (Setia Hati Terate)
II. Nongsa : Sari Amalia Febriani (Setia Hati Organisasi)
III. Batam Kota : Sari Amelia Febriani (Setia Hati Organisasi)
         
Ganda Putra
I. Batam Kota : Marsis (Setia Hati Terate)
      Suparlan (Setia Hati Terate)
II. Sungai Beduk : Muhammad Iqbal (Setia Hati Terate)
      Iqbal (Setia Hati Terate)
III. Lubuk Baja : Candra Suwito (Setia Hati Terate)
      Ahmad Syarifudin (Setia Hati Terate)


Baca selengkapnya ...

Ditulis oleh Agus Win pada 11:21   0 komentar
Penyedia blog 
gratis   Free URL Redirection @ 
.co.nr   Free DHTML Scripts

TEKNIK TANDING PENCAK SILAT (1).

    [ in English ]

Aug 26th, 2009 | By | Category: Artikel Silat Visited 10527 times, 10 today [ in English ]




MEMILIH DAN MENGAPLIKASIKAN JURUS
SESUAI DENGAN PERATURAN PERTANDINGAN
Kategori tanding adalah salah satu bentuk pertandingan pencak silat di samping kategori tunggal, ganda dan regu. Jurus-jurus yang digunakan dalam kategori tanding semuanya berasal dari kaidah beladiri pencak silat, namun tidak semua jurus dapat digunakan karena dalam peraturan pertandingan ada batasan-batasan yang harus diperhatikan, di antaranya faktor keselamatan pesilat dan obyektivitas dalam penilaian. Oleh karena itu dalam pertandingan pencak silat kategori tanding tidak akan ditemukan jurus-jurus yang membahayakan dan berakibat fatal bagi lawannya seperti mencengkram leher, menjambak rambut, menusuk mata, atau mematahkan sendi. Jurus-jurus tersebut merupakan bentuk pelanggaran berat, padahal justru teknik seperti itulah yang sering diajarkan di perguruan pencak silat sebagai bagian dari teknik beladiri.



Definisi pertandingan pencak silat kategori tanding adalah pertandingan yang menampilkan 2 (dua) orang pesilat dari kubu yang berbeda. Keduanya saling berhadapan menggunakan unsur pembelaan dan serangan yaitu menangkis/mengelak/mengena/menyerang sasaran dan menjatuhkan lawan, penggunaan taktik dan teknik bertanding, ketahanan stamina dan semangat juang, menggunakan kaidah dan pola langkah yang memanfaatkan kekayaan teknik jurus untuk mendapatkan nilai terbanyak. Adapun yang dapat dijadikan sasaran sah dan bernilai adalah bagian tubuh kecuali leher ke atas dan dari pusat ke kemaluan, yaitu dada, perut (pusat ke atas), rusuk kiri dan kanan, dan punggung atau bagian belakang badan.
Di dalam praktek, suatu perguruan pencak silat yang memiliki teknik beladiri bagus, belum tentu menang dalam pertandingan pencak silat kategori tanding. Mengapa? Banyak faktor yang menyebabkannya, namun yang paling berperan adalah atlet dan pelatihnya kurang menguasai peraturan pertandingan, sehingga menyebabkan kecolongan dalam pengumpulan nilai, atau mendapat diskualifikasi karena melakukan pelanggaran berat, misalnya menyerang daerah terlarang.
Tentu saja hal tersebut sering mengakibatkan kesalahfahaman antara atlet/pelatih dengan juri/wasit yang memimpin pertandingan. Bukan suatu yang aneh apabila ada pesilat yang mengajukan protes karena merasa seharusnya dia yang menang, namun menurut keputusan juri ia dinyatakan kalah. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi bila semua fihak di kalangan persilatan menguasai dengan benar peraturan pertandingan pencak silat yang berlaku.
Ada beberapa hal yang bisa ditempuh oleh perguruan-perguruan pencak silat yang baru pertama kali akan mengikuti pertandingan pencak silat ketegori tanding:
1.
Pelatih harus menguasai dengan benar peraturan pertandingan yang berlaku, misalnya dengan mengikuti penataran-penataran yang biasanya diselenggarakan oleh IPSI.
2.
Usahakan agar pengetahuan mengenai peraturan pertandingan pencak silat masuk ke dalam kurikulum latihan di perguruan, sehingga setiap pesilat/anggota dapat memahaminya dengan baik.
3.
Usahakan agar ilmu kesehatan dan olahraga masuk ke dalam kurikulum latihan, karena selain kemahiran teknik faktor fisik memiliki peranan penting dalam pertandingan.
4.
Pilihlah jurus-jurus yang paling memungkinkan dapat digunakan dalam pertandingan untuk mengumpulkan nilai sebanyak-banyaknya.
5.
Sediakan peralatan yang menunjang dalam mempersiapkan diri mengikuti pertandingan, seperti sansak, target, body protector, dan lain-lain.
6.
Adakan kejuaraan intern di perguruan yang menggunakan peraturan IPSI.
7.
Seringlah mengadakan sparring partner (latih tanding) di perguruan pada setiap latihan.
8.
Adakan training center (pemusatan latihan) dalam waktu yang memadai sebelum menghadapi suatu event kejuaraan.
9.
Seringlah menyaksikan pertandingan-perrtandingan pencak silat.
Apabila point-point tersebut di atas dapat dilaksanakan, maka suatu perguruan sudah bisa dikatakan siap untuk berpartisipasi mengikuti pertandingan pencak silat pada kategori tanding. Pada edisi-edisi berikutnya akan dibahas mengenai peraturan pertandingan pencak silat kategori tanding, bentuk-bentuk latihan beserta beberapa teknik dan aplikasinya. Namun sebelumnya akan diperinci materi yang akan diulas nanti seperti tertera pada bagan di bawah ini:
www.silatindonesia.com

Share this:

Senin, 22 Oktober 2012


Tags


Nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang ditujukan untuk melindungi dan mempertahankan kehidupannya atau kelompoknya dari tantangan alam. Mereka menciptakan bela diri dengan menirukan gerakan binatang yang ada di alam sekitarnya, seperti gerakan kera, harimau, ular, atau burung elang. Asal mula ilmu bela diri di nusantara ini kemungkinan juga berkembang dari keterampilan suku-suku asli Indonesia dalam berburu dan berperang dengan menggunakan parang, perisai, dan tombak, misalnya seperti dalam tradisi suku Niasyang hingga abad ke-20 relatif tidak tersentuh pengaruh luar.
Silat diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak abad ke-7 masehi, akan tetapi asal mulanya belum dapat ditentukan secara pasti. Kerajaan-kerajaan besar, seperti Sriwijaya dan Majapahit disebutkan memiliki pendekar-pendekar besar yang menguasai ilmu bela diri dan dapat menghimpun prajurit-prajurit yang kemahirannya dalam pembelaan diri dapat diandalkan. Peneliti silat Donald F. Draeger berpendapat bahwa bukti adanya seni bela diri bisa dilihat dari berbagai artefak senjata yang ditemukan dari masa klasik (Hindu-Budha) serta pada pahatan relief-relief yang berisikan sikap-sikap kuda-kuda silat di candi Prambanan dan Borobudur. Dalam bukunya, Draeger menuliskan bahwa senjata dan seni beladiri silat adalah tak terpisahkan, bukan hanya dalam olah tubuh saja, melainkan juga pada hubungan spiritual yang terkait erat dengan kebudayaan Indonesia. Sementara itu Sheikh Shamsuddin (2005) berpendapat bahwa terdapat pengaruh ilmu bela diri dari Cina dan India dalam silat. Hal ini karena sejak awal kebudayaan Melayu telah mendapat pengaruh dari kebudayaan yang dibawa oleh pedagang maupun perantau dari India, Cina, dan mancanegara lainnya.
Pencak silat telah dikenal oleh sebagian besar masyarakat rumpun Melayu dalam berbagai nama. Di semenanjung Malaysia dan Singapura, silat lebih dikenal dengan nama alirannya yaitu gayong dan cekak. Di Thailand, pencak silat dikenal dengan nama bersilat, dan di Filipina selatan dikenal dengan nama pasilat. Dari namanya, dapat diketahui bahwa istilah “silat” paling banyak menyebar luas, sehingga diduga bahwa bela diri ini menyebar dari Sumatera ke berbagai kawasan di rantau Asia Tenggara.
Tradisi silat diturunkan secara lisan dan menyebar dari mulut ke mulut, diajarkan dari guru ke murid, sehingga catatan tertulis mengenai asal mula silat sulit ditemukan. Sejarah silat dikisahkan melalui legenda yang beragam dari satu daerah ke daerah lain. LegendaMinangkabau, silat (bahasa Minangkabau: silek) diciptakan oleh Datuk Suri Diraja dari Pariangan, Tanah Datar di kaki Gunung Marapipada abad ke-11. Kemudian silek dibawa dan dikembangkan oleh para perantau Minang ke seluruh Asia Tenggara. Demikian pula cerita rakyat mengenai asal mula silat aliran Cimande, yang mengisahkan seorang perempuan yang mencontoh gerakan pertarungan antara harimau dan monyet. Setiap daerah umumnya memiliki tokoh persilatan (pendekar) yang dibanggakan, misalnya Prabu Siliwangisebagai tokoh pencak silat Sunda Pajajaran, Hang Tuah panglima Malaka, Gajah Mada mahapatih Majapahit dan Si Pitungdari Betawi.
Tags


Nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang ditujukan untuk melindungi dan mempertahankan kehidupannya atau kelompoknya dari tantangan alam. Mereka menciptakan bela diri dengan menirukan gerakan binatang yang ada di alam sekitarnya, seperti gerakan kera, harimau, ular, atau burung elang. Asal mula ilmu bela diri di nusantara ini kemungkinan juga berkembang dari keterampilan suku-suku asli Indonesia dalam berburu dan berperang dengan menggunakan parang, perisai, dan tombak, misalnya seperti dalam tradisi suku Niasyang hingga abad ke-20 relatif tidak tersentuh pengaruh luar.
Silat diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak abad ke-7 masehi, akan tetapi asal mulanya belum dapat ditentukan secara pasti. Kerajaan-kerajaan besar, seperti Sriwijaya dan Majapahit disebutkan memiliki pendekar-pendekar besar yang menguasai ilmu bela diri dan dapat menghimpun prajurit-prajurit yang kemahirannya dalam pembelaan diri dapat diandalkan. Peneliti silat Donald F. Draeger berpendapat bahwa bukti adanya seni bela diri bisa dilihat dari berbagai artefak senjata yang ditemukan dari masa klasik (Hindu-Budha) serta pada pahatan relief-relief yang berisikan sikap-sikap kuda-kuda silat di candi Prambanan dan Borobudur. Dalam bukunya, Draeger menuliskan bahwa senjata dan seni beladiri silat adalah tak terpisahkan, bukan hanya dalam olah tubuh saja, melainkan juga pada hubungan spiritual yang terkait erat dengan kebudayaan Indonesia. Sementara itu Sheikh Shamsuddin (2005) berpendapat bahwa terdapat pengaruh ilmu bela diri dari Cina dan India dalam silat. Hal ini karena sejak awal kebudayaan Melayu telah mendapat pengaruh dari kebudayaan yang dibawa oleh pedagang maupun perantau dari India, Cina, dan mancanegara lainnya.
Pencak silat telah dikenal oleh sebagian besar masyarakat rumpun Melayu dalam berbagai nama. Di semenanjung Malaysia dan Singapura, silat lebih dikenal dengan nama alirannya yaitu gayong dan cekak. Di Thailand, pencak silat dikenal dengan nama bersilat, dan di Filipina selatan dikenal dengan nama pasilat. Dari namanya, dapat diketahui bahwa istilah “silat” paling banyak menyebar luas, sehingga diduga bahwa bela diri ini menyebar dari Sumatera ke berbagai kawasan di rantau Asia Tenggara.
Tradisi silat diturunkan secara lisan dan menyebar dari mulut ke mulut, diajarkan dari guru ke murid, sehingga catatan tertulis mengenai asal mula silat sulit ditemukan. Sejarah silat dikisahkan melalui legenda yang beragam dari satu daerah ke daerah lain. LegendaMinangkabau, silat (bahasa Minangkabau: silek) diciptakan oleh Datuk Suri Diraja dari Pariangan, Tanah Datar di kaki Gunung Marapipada abad ke-11. Kemudian silek dibawa dan dikembangkan oleh para perantau Minang ke seluruh Asia Tenggara. Demikian pula cerita rakyat mengenai asal mula silat aliran Cimande, yang mengisahkan seorang perempuan yang mencontoh gerakan pertarungan antara harimau dan monyet. Setiap daerah umumnya memiliki tokoh persilatan (pendekar) yang dibanggakan, misalnya Prabu Siliwangisebagai tokoh pencak silat Sunda Pajajaran, Hang Tuah panglima Malaka, Gajah Mada mahapatih Majapahit dan Si Pitungdari Betawi.
Perkembangan silat secara historis mulai tercatat ketika penyebarannya banyak dipengaruhi oleh kaum penyebar agama Islam padaabad ke-14 di nusantara. Kala itu pencak silat diajarkan bersama-sama dengan pelajaran agama di surau atau pesantren. Silat menjadi bagian dari latihan spiritual.  Dalam budaya beberapa suku bangsa di Indonesia, pencak silat merupakan bagian tak terpisahkan dalam upacara adatnya. Misalnya kesenian tari Randai yang tak lain adalah gerakan silek Minangkabau kerap ditampilkan dalam berbagai perhelatan dan acara adat Minangkabau. Dalam prosesi pernikahan adat Betawi terdapat tradisi “palang pintu”, yaitu peragaan silat Betawi yang dikemas dalam sebuah sandiwara kecil. Acara ini biasanya digelar sebelum akad nikah, yaitu sebuah drama kecil yang menceritakan rombongan pengantin pria dalam perjalanannya menuju rumah pengantin wanita dihadang oleh jawara (pendekar) kampung setempat yang dikisahkan juga menaruh hati kepada pengantin wanita. Maka terjadilah pertarungan silat di tengah jalan antara jawara-jawara penghadang dengan pendekar-pendekar pengiring pengantin pria yang tentu saja dimenangkan oleh para pengawal pengantin pria.
Silat lalu berkembang dari ilmu beladiri dan seni tari rakyat, menjadi bagian dari pendidikan bela negara untuk menghadapi penjajah asing. Dalam sejarah perjuangan melawan penjajah Belanda, tercatat para pendekar yang mengangkat senjata, seperti Panembahan Senopati, Sultan Agung, Pangeran Diponegoro, Teuku Cik Di Tiro, Teuku Umar, Imam Bonjol, serta para pendekar wanita, seperti Sabai Nan Aluih, Cut Nyak Dhien, dan Cut Nyak Meutia.
Silat saat ini telah diakui sebagai budaya suku Melayu dalam pengertian yang luas, yaitu para penduduk daerah pesisir pulau Sumatera dan Semenanjung Malaka, serta berbagai kelompok etnik lainnya yang menggunakan lingua franca bahasa Melayu di berbagai daerah di Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan pulau-pulau lain-lainnya yang juga mengembangkan beladiri ini.
Menyadari pentingnya mengembangkan peranan pencak silat maka dirasa perlu adanya organisasi pencak silat yang bersifat nasional, yang dapat pula mengikat aliran-aliran pencak silat di seluruh Indonesia. Pada tanggal 18 Mei 1948, terbentuklah Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kini IPSI tercatat sebagai organisasi silat nasional tertua di dunia.
Pada 11 Maret 1980, Persatuan Pencak Silat Antarbangsa (Persilat) didirikan atas prakarsa Eddie M. Nalapraya (Indonesia), yang saat itu menjabat ketua IPSI. Acara tersebut juga dihadiri oleh perwakilan dari Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. Keempat negara itu termasuk Indonesia, ditetapkan sebagai pendiri Persilat.
Beberapa organisasi silat nasional antara lain adalah Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) di Indonesia, Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia (PESAKA) di Malaysia,Persekutuan Silat Singapore (PERSIS) di Singapura, dan Persekutuan Silat Brunei Darussalam (PERSIB) di Brunei. Telah tumbuh pula puluhan perguruan-perguruan silat di Amerika Serikat dan Eropa. Silat kini telah secara resmi masuk sebagai cabang olah raga dalam pertandingan internasional, khususnya dipertandingkan dalam SEA Games
sumber: wikipedia

Leave a Reply

Perkembangan silat secara historis mulai tercatat ketika penyebarannya banyak dipengaruhi oleh kaum penyebar agama Islam padaabad ke-14 di nusantara. Kala itu pencak silat diajarkan bersama-sama dengan pelajaran agama di surau atau pesantren. Silat menjadi bagian dari latihan spiritual.  Dalam budaya beberapa suku bangsa di Indonesia, pencak silat merupakan bagian tak terpisahkan dalam upacara adatnya. Misalnya kesenian tari Randai yang tak lain adalah gerakan silek Minangkabau kerap ditampilkan dalam berbagai perhelatan dan acara adat Minangkabau. Dalam prosesi pernikahan adat Betawi terdapat tradisi “palang pintu”, yaitu peragaan silat Betawi yang dikemas dalam sebuah sandiwara kecil. Acara ini biasanya digelar sebelum akad nikah, yaitu sebuah drama kecil yang menceritakan rombongan pengantin pria dalam perjalanannya menuju rumah pengantin wanita dihadang oleh jawara (pendekar) kampung setempat yang dikisahkan juga menaruh hati kepada pengantin wanita. Maka terjadilah pertarungan silat di tengah jalan antara jawara-jawara penghadang dengan pendekar-pendekar pengiring pengantin pria yang tentu saja dimenangkan oleh para pengawal pengantin pria.
Silat lalu berkembang dari ilmu beladiri dan seni tari rakyat, menjadi bagian dari pendidikan bela negara untuk menghadapi penjajah asing. Dalam sejarah perjuangan melawan penjajah Belanda, tercatat para pendekar yang mengangkat senjata, seperti Panembahan Senopati, Sultan Agung, Pangeran Diponegoro, Teuku Cik Di Tiro, Teuku Umar, Imam Bonjol, serta para pendekar wanita, seperti Sabai Nan Aluih, Cut Nyak Dhien, dan Cut Nyak Meutia.
Silat saat ini telah diakui sebagai budaya suku Melayu dalam pengertian yang luas, yaitu para penduduk daerah pesisir pulau Sumatera dan Semenanjung Malaka, serta berbagai kelompok etnik lainnya yang menggunakan lingua franca bahasa Melayu di berbagai daerah di Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan pulau-pulau lain-lainnya yang juga mengembangkan beladiri ini.
Menyadari pentingnya mengembangkan peranan pencak silat maka dirasa perlu adanya organisasi pencak silat yang bersifat nasional, yang dapat pula mengikat aliran-aliran pencak silat di seluruh Indonesia. Pada tanggal 18 Mei 1948, terbentuklah Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kini IPSI tercatat sebagai organisasi silat nasional tertua di dunia.
Pada 11 Maret 1980, Persatuan Pencak Silat Antarbangsa (Persilat) didirikan atas prakarsa Eddie M. Nalapraya (Indonesia), yang saat itu menjabat ketua IPSI. Acara tersebut juga dihadiri oleh perwakilan dari Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. Keempat negara itu termasuk Indonesia, ditetapkan sebagai pendiri Persilat.
Beberapa organisasi silat nasional antara lain adalah Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) di Indonesia, Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia (PESAKA) di Malaysia,Persekutuan Silat Singapore (PERSIS) di Singapura, dan Persekutuan Silat Brunei Darussalam (PERSIB) di Brunei. Telah tumbuh pula puluhan perguruan-perguruan silat di Amerika Serikat dan Eropa. Silat kini telah secara resmi masuk sebagai cabang olah raga dalam pertandingan internasional, khususnya dipertandingkan dalam SEA Games
sumber: wikipedia

Leave a Reply