Minggu, 20 Januari 2013

                     

 SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PENCAK SILAT

Pendahuluan

Pencak Silat adalah kata majemuk. Pencak dan Silat mempunyai pengertian yang sama dan merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat pribumi Asia Tenggara (Asteng), yakni kelompok masyarakat etnis yang merupakan penduduk asli negara-negara di kawasan Asteng (Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand dan Vietnam).
Kata Pencak biasa digunakan oleh masyarakat pulau Jawa, Madura dan Bali, sedangkan kata Silat biasa digunakan oleh masyarakat di wilayah Indonesia lainnya maupun di Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam serta di Thailand (bagian Selatan) dan Filipina.
Penggabungan kata Pencak dan Silat menjadi kata majemuk untuk pertama kalinya dilakukan pada waktu dibentuk suatu organisasi persatuan dari perguruan Pencak dan perguruan Silat di Indonesia yang diberi nama Ikatan Pencak Silat Indonesia, disingkat IPSI pada tahun 1948 di Surakarta.
Sejak saat itu Pencak Silat menjadi istilah resmi di Indonesia. Perguruan-perguruan yang mengajarkan Pencak dan Silat asal Indonesia di berbagai negara kemudian juga menggunakan istilah Pencak Silat.
Di dunia internasional Pencak Silat menjadi istilah resmi sejak dibentuknya Organisasi Federatif Internasional yang diberi nama Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa, disingkat PERSILAT, di Jakarta pada. tahun 1980. Walaupun demikian, karena kebiasaan, kata Pencak dan Silat masih digunakan secara terpisah.

Di bawah ini secara singkat akan diuraikan beberapa hal sekitar Pencak Silat yang meliputi: sejarah, falsafah, jenis, aliran, perguruan dan pendekar Pencak silat, penelitian dan penulisan tentang Pencak Silat, pengembangan dan penyebaran Pencak Silat serta tantangan terhadap Pencak Silat. Keseluruhan uraian akan disimpulkan secara umum.

II. Sejarah Pencak Silat

Kebutuhan paling dasar manusia adalah keamanan dan kesejahteraan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, manusia menciptakan dan mengembangkan berbagai cara dan sarana. Diantara ciptaan manusia yang menyangkut kebutuhan keamanan, adalah cara dan sarana fisik untuk menghadapi dan mengatasi berbagai ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan fisik, di antaranya adalah apa yang disebut "jurus" dan senjata.
"Jurus" adalah teknik gerak fisikal berpola yang efektif untuk membela diri maupun menyerang tanpa maupun dengan menggunakan senjata. Bentuk awalnya sangat sederhana dan merupakan tiruan dari gerak-gerik binatang yang disesuaikan dengan anatomi manusia. Kemudian terus dikembangkan, sejalan dengan perkembangan budaya manusia. Demikian pula senjata yang digunakan.
Masyarakat pribumi Asteng pada umumnya merupakan masyarakat agraris yang hubungan sosialnya dilaksanakan dengan sistem peguyuban. Warga masyarakat yang demikian mempunyai dasar pandangan dan kebijaksanaan hidup yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai serta kaidah-kaidah agama dan moral masyarakat. Dengan dasar itulah sistem paguyuban yang diperlukan bagi kehidupan agrarisnya dapat dilaksanakan dan ditegakkan.
Dalam kaitan dengan nilai-nilai dan kaidah-kaidah itu, "jurus" harus digunakan secara bertanggungjawab. Hal ini dapat terlaksana apabila si pengguna mampu mengendalikandiri. "Jurus" hanya boleh digunakan untuk pembelaan diri.
Di dalam memenuhi kebutuhan kesejahteraannya, manusia juga telah menciptakan berbagai cara dan sarana di antaranya
dengan pengembangan "jurus" ke dalam bentuk seni dan olahraga yang dapat memberikan kesejahteraan batin dan lahir.
Dalam perkembangan sosial dan budayanya, masyarakat pribumi Asteng telah menyerap pengaruh luar yang selaras dengan nilai-nilai dan kaidah-kaidah agama maupun moral yang dijunjung tinggi. Berkaitan dengan itu,falsafah dari luar yang selaras dengan nilai-nilai dan kaidah-kaidah tersebut,telah diserap dan digunakan untuk mengemas pandangan dan kebijaksanaan hidup masyarakat pribumi Asteng.
Dengan demikian jatidiri Pencak Silat ditentukan oleh tiga hal pokok sebagai satu kesatuan yakni :
  1. Budaya masyaraka-t pribumi Asteng sebagai sumber dan coraknya.
  2. Falsafah budi pekerti luhur sebagai jiwa dan sumber motivasi penggunaannya.
  3. Substansi Pencak Silat itu sendiri yang mempunyai aspek mental spiritual (pengendalian diri), beladiri, seni dan olahraga sebagai satu kesatuan.
Pencak Silat dengan jatidiri yang demikian baru ada sekitar abad ke-4 Masehi, yakni setelah adanya kerajaan-kerajaan yang merupakan pusat pengembangan budaya di kawasan hidup masyarakat pribumi Asteng. Pada jaman kerajaan ini, mula-mula Hindu,kemudian Budha dan terakhir Islam, Pencak Silat dikembangkan dan menyebar luas.
Pada waktu sebagian besar kawasan hidup masyarakat pribumi Asteng berada di bawah kekuasaan penjajah asing dari Eropa Barat, pendidikan Pencak Silat yang dipandang menanamkan jiwa nasionalis, telah dibatasi dan kemudian dilarang.
Tetapi kegiatan pendidikain Pencak Silat berjalan terus secara tertutup. Pada jaman pendudukan Jepang, Pemerintah yang berkuasa memberikan keleluasaan kepada rakyat untuk mengembangkan budayanya agar mendapat dukungan dalam perangnya melawan sekutu. Pada jaman ini, pendidikan Pencak Silat dilaksanakan seperti semula dan lebih meluas. Setelah kawasan hidup masyarakat pribumi Asteng bebas dari kekuasaan asing dan lahir negara-negara yang merdeka dikawasan tersebut, perkembangan dan penyebaran Pencak Silat semakin pesat. Lebih-lebih setelah dibentuknya organisasi nasional Pencak Silat di sebagian dari negara-negara tersebut, yakni : Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia (PESAKA), Persekutuan Silat Singapura (PERSISI), Persekutuan Silat Kebangsaan Brunei Darussalam (PERSIB), Pencak Silat Association of Thailand (PSAT) dan Philippine Pencak Silat Association (PHILSILAT).
Di luar negara sumbernya, Pencak Silat juga berkembang dan nenyebar, lebih-lebih etelah dibentuknya Persekutuan Pencak Antarabangsa ( PERSILAT )

III. Falsafah Pencak Silat

Falsafah Pencak Silat dinamakan falsafah budi pekerti luhur. Hal ini disebabkan karena falsafah ini mengandung ajaran budi pekerti luhur. Falsafah budi pekerti luhur berpandangan bahwa masyarakat "tata-tentrem karta-raharja" (masyarakat yang aman-menentramkan dan sejahtera-membahagiakan) dapat terwujud secara maksimal apabila semua warganya berbudi pekerti luhur. Karena itu, kebijaksanaan hidup yang harus menjadi pegangan manusia adalah membentuk budi pekerti luhur dalam dirinya.
Budi adalah dimensi kejiwaan dinamis manusia yang berunsur cipta, rasa dan karsa. Ketiganya merupakan bentuk dinamis dari akal, rasa dan kehendak. Pekerti adalah budi yang terlihat dalam bentuk watak. Semuanya itu harus bersifat luhur, yakni ideal atau terpuji. Yang ingin dicapai dalam pembentukan budi pekerti luhur ini adalah kemampuan mengendalikan diri, terutama di dalam menggunakan "jurus".
"Jurus" hanya dapat digunakan untuk menegakkan kebenaran, kejujuran dan keadilan dalam rangka menjunjung tinggi nilai-nilai dan kaidah-kaidah agama dan moral masyarakat maupun dalam rangka mewujudkan masyarakat "tata-tentrem karta-raharja." Dalam kaitan itu falsafah budi pekerti luhur dapat disebut juga sebagai Falsafah pengendalian diri.
Dengan budi pekertinya yang luhur atau kemampuan pengendalian dirinya yang tinggi, manusia akan dapat nemenuhi kewajiban luhurnya sebagai mahluk Tuhan, mahluk pribadi, mahluk sosial dan mahluk alam semesta, yakni taqwa kepada Tuhannya, meningkatkan kualitas dirinya, menempatkan kepentingan masyarakat di atas kepentingan sendiri dan mencintai alam lingkungan hidupnya. Manusia yang demikian dapat disebut sebagai manusia yang taqwa, tanggap, tangguh, tanggon dan trengginas. Manusia yang dapat memenuhi kewajiban luhurnya adalah manusia yang bermartabat tinggi.

IV. Jenis dan aliran Pencak Silat

Berdasarkan pada 4 aspek yang terdapat pada substansinya, wujud fisikal dan visual atau praktek pelaksanaan Pencak Silat dapat dikategorikan dalam 4 jenis. Praktek pelaksanaan dari masing-masing jenis Pencak Silat itu mempunyai tujuan tersendiri dan berdasarkan pada tujuan tersebut akan lebih menekankan pada salah satu aspek tertentu dengan tidak meniadakan aspek-aspek yang lain.
Keempat jenis Pencak Silat tersebut adalah :
  1. Pencak  Silat Mental-Spiritual atau Pencak Silat Pengendalian Diri (karena wujud fisikal dan visual mental-spiritual adalah pengendalian diri), yang praktek pelaksanaannya bertujuan untuk memperkuat kemampuan mengendalikan diri dan karena itu lebih menekankan pada aspek mental-spiritual.
  2. Pencak Silat Beladiri, yang praktek pelaksanaannya bertujuan untuk pembelaan diri secara efektif dan karena itu lebih nenekankan pada aspek beladiri
  3. Pencak Silat Seni, yang praktek pelaksanaannya bertujuan untuk mempertunjukkan keindahan gerak dan karena itu lebih menekankan pada aspek seni.
  4. Pencak Silat Olahraqa, yang praktek pelaksanaannya bertujuan untuk memperoleh kesegaran jasmani dan prestasi keolahragaan dan karena itu lebih menekankan pada aspek olahraga.
Aspek-aspek yang tidak menjadi fokus masih tetap terlihat dengan kadar yang berbeda, ada yang jelas dan ada yang samar-samar. Karena itu, masing-masing jenis Pencak Silat itu tetap mempunyai 4 aspek sebagai satu kesatuan dan kebulatan. Masing-masing memiliki nilai-nilai etis (mental-spiritual), teknis (beladiri), estetis (seni) dan sportif (olahraga) sebagai satu kesatuan.
Praktek pelaksanaan "jurus" dari masing-masing jenis Pencak Silat dilakukan dengan gaya yang bermacam-macam. Gaya unik dengan ciri-cirinya yang menonjol dan mudah dibedakan dari gaya lainnya, disebut "aliran" Pencak Silat. Bagaimana pun wujud keunikan suatu gaya (aliran), nilai-nilai keempat aspek Pencak Silat, yakni etis, teknis, estetis dan sportif sebagai satu kesatuan tetap ada dan terlihat • Jika tidak, ia tidak mempunyai nilai sebagai aliran Pencak Silat. Membedakan aliran-aliran Pencak Silat tidak mudah dan hanya dapat dilakukan oleh mereka yang ahli dan betul-betul memahami berbagai "jurus" Pencak Silat. Perbedaan aliran hanya menyangkut segi praktek fisikal dan tidak menyangkut segi mental-spiritual dan falsafah.
Dalam dunia Pencak Silat, aliran bukanlah faham atau mazhab. Karena itu jenis dan aliran Pencak Silat apapun tetap dijiwai falsafah budi pekerti luhur dan mempunyai aspek mental-spiritual sebagai aspek pengendalian diri.
Pada jenis Pencak Silat Beladiri, terdapat aliran yang menggunakan "tenaga supernatural" dalam gaya pelaksanaan "jurus"nya. Tenaga supranatural yang disebut "tenaga dalam", "tenaga dasar" atau "tenaga tambahan" ini merupakan penguat "jurus" atau kekebalan badan. Adanya aliran yang menggunakan "tenaga supernatural" telah memperkaya Pencak Silat.

V. Perguruan dan pendekar Pencak Silat

Pengertian perguruan Pencak Silat sering dikacaukan dengan aliran Pencak Silat. Perguruan Pencak Silat adalah lembaga pendidikan tempat berguru Pencak Silat. Berguru mempunyai konotasi belajar secara intensif yang prosesnya diikuti, dibimbing dan diawasi secara langsung dan tuntas oleh sang guru, sehingga orang yang berguru diketahui dengan jelas perkembangan kemampuannya, terutama kemampuan pengendalian dirinya atau budi pekertinya. Sang guru tidak akan mendidik, meningkatkan atau memperluas pendidikannya kepada seseorang yang mentalitasnya (kemampuan pengendalian diri atau budi pekertinya) dinilai tidak atau kurang memadai. Dalam kaitan itu, di waktu yang lalu tidak mudah bagi seseorang untuk menjadi murid atau anggota perguruan Pencak Silat. Ujian- ujian berat yang menyangkut sikap mental harus ditempuh lebih dulu dan lulus. Ditinjau dari segi jenis Pencak Silat yang diajarkan, maka terdapat 4 kategori perguruan Pencak Silat, yakni :
  1. Perguruan Pencak Silat Mental-Spiritual, yang menekankan pendidikannya secara intensif pada aspek mental-spiritual Pencak Silat dengan tujuan untuk membentuk kemampuan pengendalian diri yang tinggi kepada murid atau anggotanya.
  2. Perguruan Pencak Silat Beladiri, yang menekankan pendidikannya pada aspek beladiri Pencak Silat dengan tujuan untuk membentuk kemahiran teknik beladiri yang tinggi tanpa atau dengan menggunakan berbagai macam senjata kepada murid atau anggotanya.
  3. Perguruan Pencak Silat Seni,  yang menekankan pendidikannya pada aspek. seni Pencak Silat dengan tujuan untuk membentuk keterampilan mempertunjukkan keindahan gerak Pencak Silat kepada murid atau anggotanya, tanpa atau dengan iringan musik tradisional serta tanpa atau dengan menggunakan senjata, sesuai dengan ketentuan "wiraga" (teknik gerak), "wirama" (irama gerak yang selaras, serasi dan seimbang) dan "wirasa" (pelembutan dan penghalusan teknik dan irama gerak melalui kreativitas dan improvisasi yang dilandasi rasa penghayatan).
  4. Perguruan Pencak Silat Olahraga, yang  menekankan pendidikannya pada aspek olahraga Pencak Silat dengan tujuan untuk membentuk kemampuan mempraktekkan teknik- teknik Pencak Silat yang bernilai olahraga bagi kepentingan memelihara kesegaran jasmani atau pertandingan. Bagi kepentingan pertandingan, pendidikan disesuaikan dengan peraturan pertandingan yang berlaku.
Perguruan Pencak Silat Beladiri merupakan perguruan yang terbanyak, diantaranya ada yang mengajarkan "tenaga supernatural". Sejak tahun 1970-an, banyak perguruan Pencak Silat Beladiri yang mengajarkan Pencak Silat Olahraga untuk kepentingan pertandingan dengan tujuan agar murid atau anggotanya dapat mengikuti kejuaraan Pencak Silat Olahraga, karena hanya jenis Pencak Silat ini yang dipertandingkan. Pencak Silat Beladiri dan Pencak Silat Seni tidak dipertandingkan tetapi dilombakan dalam bentuk pertunjukan dan peragaan. Ditinjau dari segi tuntutan perkembangan jaman, perguruan Pencak Silat dapat dikategorikan dalam 3 kelompok, yakni:
  1. Perguruan Pencak Silat tradisional, dengan ciri-cirinya yang menonjol antara lain:
    1. Pucuk pimpinan perguruan bersifat turun-temurun.
    2. Penerimaan calon murid melalui ujian seleksi dan masa percobaan yang ketat.
    3. Metoda pendidikan bersifat monologis.
    4. Pelanggaran terhadap disiplin perguruan dikenai sanksi pemecatan sebagai anggota.
    5. Tidak mengenal atribut-atribut maupun bentuk-bentuk tertulis yang menyangkut perguruan dan pendidikannya.
    6. Tidak memungut iuran atau sumbangan dari anggotanya.
    7. Kegiatan perguruan dibiayai oleh pimpinan.
  2. 2. Perguruan Pencak Silat. modern, dengan ciri-ciri utamanya antara lain :
    1. Pimpinan dan pengurus perguruan dipilih dari antara kader-kader perguruan yang dipandang handal sebagai calon.
    2. Bersifat terbuka dan bebas dalam penerimaan calon murid.
    3. Tidak mengadakan masa percobaan tetapi masa pendidikan sebagai pemula.
    4. Metoda pendidikan bersifat dialogis dan analitis.
    5. Disiplin perguruan ditegakkan melalui penyadaran dengan argumen rasional.
    6. Mempunyai atribut-atribut dan bentuk-bentuk tertulis yang menyangkut perguruan dan pendidikannya.
    7. Memungut iuran dan sumbangan dari anggotanya sebagai sumber dana untuk membiayai kegiatan perguruan.
  3.  Perguruan Pencak Silat: peralihan (transisional), dengan ciri-ciri pokoknya antara lain:
    1. Pucuk pimpinan turun-temurun tetapi anggota pengurus perguruan dipilih dari antara kader-kader perguruan yang handal sebagai calon.
    2. Penerimaan calon murid melalui seleksi dan yang diterima diberi Status sebagai anggota sementara.
    3. Metoda pendidikan bersifat dialogis terbatas dalam arti tidak menyangkut hal-hal yang prinsipiil.
    4. Disiplin perguruan ditegakkan melalui wejangan-wejangan.
    5. Mempunyai atribut-atribut dan bentuk-bentuk tulisan yang menyangkut perguruan dan pendidikannya secara terbatas.
    6. Tidak memungut iuran tetapi tidak menolak sumbangan dari anggotanya.
    7. Kegiatan perguruan dibiayai oleh pimpinan dan dari dana sumbangan.
Penanaman nilai-nilai falsafah dan pendidikan mental-spiritual di semua perguruan Pencak Silat tidak dilakukan secara khusus tetapi pada waktu dilaksanakan latihan dalam bentuk wejangan-wejangan singkat, pengucapan sumpah atau prasetya perguruan. Sesuai dengan •tuntutan perkembangan masyarakat yang semakin rasional, semua perguruan Pencak Silat tradisional dan peralihan akan berkembang dan berubah menjadi perguruan Pencak Silat modern dengan sifat pengelolaan dan pendidikannya yang relatif profesional.
Di Indonesia terdapat 10 perguruan Pencak Silat yang disebut perguruan historis. Kesepuluh perguruan tersebut adalah :
Canda Birawa (CB) Setia Hati (SH), Setia Hati Terate (SHT), Perisai Diri (PD), Perisai Putih, Phasadja Mataram, PERPI Harimurti, Tapak Suci, Persatuan Pencak Seluruh Indonesia (PPSI), Nusantara dan Putra Betawi.
Status historis disebabkan karena kesepuluh perguruan tersebut mempunyai hubungan kesejarahan dengan kelahiran dan perkembangan IPSI. Selain perguruan historis, di Indonesia terdapat juga perguruan besar. Yang menjadi ukuran adalah wilayah penyebaran dan jumlah anggota perguruan yang bersangkutan.
Yang termasuk perguruan besar di Indonesia antara lain:
Merpati Putih, Bangau Putih, Satria Muda Indonesia dan Kateda Indonesia.
Pimpinan perguruan Pencak Silat pada umumnya berkualifikasi pendekar, yakni suatu status tertinggi yang berkaitan dengan kemampuan pengamalan ajaran falsafah Pencak Silat secara konsisten dan konsekuen yang patut ditauladani sekaligus berkaitan juga dengan kemahiran dalam praktek pelaksanaan Pencak Silat menurut kaidahnya. Di lingkungan perguruan modern, istilah pendekar telah digunakan sebagai gelar untuk tingkat penguasaan kemahiran Pencak Silat, diantaranya ada yang sifatnya berjenjang.

VI. Penelitian dan penulisan tentang Pencak Silat

Baik penelitian maupun penulisan ilmiah tentang Pencak Silat hingga sekarang belum banyak dilakukan. Penelitian dan penulisan yang pernah dilakukan pada umumnya difokuskan pada segi teknis Pencak Silat. Segi non—teknis kurang atau belum mendapat perhatian, pada hal keduanya merupakan satu kesatuan. Tulisan-tulisan tentang Pencak Silat yang cukup terkenal adalah hasil karya Amy Shapiro yang berjudul "Martial Arts Language" dan hasil karya Don F. Draeger yang berjudul "Weapons and Fighting Arts of the Indonesian Archipelago". Amy Shapiro dalam tulisannya itu membedakan Pencak dengan Silat dalam pengertiannya. Menurut dia, "literally Pencak means skilled and specialized body movements, and silat means to fight using pencak. Don F. Draeger juga membedakan pengertian Pencak dan Silat tetapi keduanya tak dapat dipisahkan. Menurut dia, berdasarkan pengertian orang Minangkabau, '"pencak is a skillful body movement in variations for self-defence and silat is the fighting application of pencak; silat cannot exist without pencak; pencak without silat is purposeless". Menurut penulis ini, kata pencak, berasal dari bahasa Mandarin Shantung "pung-cha". Dikatakan olehnya bahwa "Pung means to parry and cover an attacking action, while cha implies to finalize by striking (chopping) action. The first ideogram implies an avalanche force while the second implies pressing". Sebagaimana telah dikemukakan dalam Bab Pendahuluan, kata Pencak dan Silat berasal dari bahasa masyarakat pribumi Asteng dan mempunyai pengertian yang sama. Hal ini sesuai dengan keterangan mengenai silat dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang disusun oleh W.J.S. Poerwodarminto. Menurut Hisbullah Rachman dalam tulisannya yang berjudul "Sejarah Perkembangan Pencak Silat di Indonesia", pada masa jayanya kerajaan Sriwijaya, Universitas Nalanda di negara tersebut telah menjadi pusat pengembangan agama Budha dan sekaligus juga pusat penyebaran Pencak Silat. Banyak orang Cina yang mempelajari Pencak Silat dan menyebarkannya di negerinya.
Ligaya Fernando Amilbang dalam bukunya "Pangalay" (gerak yang indah) menulis tentang "Langka" di Filipina Selatan yang sama dengan Pencak Silat. Langka berarti langkah. Disebutkan adanya Langka Budjang, Langka Baluang, Langka Kuntaw, Langka Pansak (Pencak), Langka Silat, Langka Lima dan Langka Sayaw. Kesemuanya itu mempunyai ciri-ciri Pencak Silat Mental-spiritual, Pencak Silat Beladiri dan Pencak Silat Seni. Menurut penulis ini, di Myanmar Langka disebut "Lai-ka". Tulisan-tulisan tentang Pencak Silat dalam bahasa Indonesia yang beredar cukup luas di Indonesia, antara lain hasil karya Mariyun Sudirohadiprojo, Moh. Djumali dan Januarno. Ketiganya menyangkut penuntun teknis pelajaran atau pelatihan Pencak Silat Olahraga.
Majalah "Pendekar" berbahasa Melayu yang diterbitkan di Kuala Lumpur, mengkhususkan diri pada informasi-informasi sekitar Pencak Silat. Majalah "Pencak Silat" yang diterbitkan oleh PB IPSI dan terbitan perdananya baru bulan Mei 1990, juga bersifat serupa. Informasi tentang •teknik-teknik Pencak Silat cukup banyak dimuat dalam beberapa majalah yang diterbitkan di berbagai negara.

VII. Perkembangan dan penyebaran Pencak Silat

Pengembangan dan penyebaran Pencak Silat dilakukan oleh perguruan-perguruan Pencak Silat. Setelah Perang Dunia ke-2, kegiatan perguruan-perguruan tersebut di Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam dikordinasikan oleh organisasi nasional Pencak Silat, yakni IPSI yang dibentuk pada tahun 1948, PERSISI yang dibentuk pada tahun 1976, PESAKA yang dibentuk pada tahun 1983 dan PERSIB yang dibentuk pada tahun 1987. Organisasi nasional Pencak Silat juga dibentuk di negara- negara lain. Untuk mengarahkan dan mengkordinasikan upaya pengembangan dan penyebaran Pencak Silat secara internasional, pada tanggal 11 Maret 1980 di Jakarta dibentuk Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa (PERSILAT). Menurut konstitusinya, PERSILAT mempunyai 3 macam anggota, yakni :
  1. Anggota Pendiri, yang terdiri dari IPSI, PESAKA, PERSISI dan PERSIB.
  2. Anggota Gabungan, yang terdiri dari organisasi nasional Pencak Silat lainnya yang telah diakui oleh suatu badan tingkat nasional yang berwenang menangani masalah Pencak Silat di negara yang bersangkutan dan telah diterima menjadi anggota PERSILAT.
  3. Anggota Bersekutu, yang terdiri dari organisasi Pencak Silat yang belum diakui oleh badan tingkat nasional yang berwenang menangani masalah Pencak Silat tetapi dinilai oleh PERSILAT dapat mewakili negaranya dan telah diterima menjadi anggota PERSILAT.
Pengembangan dan penyebaran Pencak Silat diusahakan untuk dapat dilaksanakan secara simultan, meliputi segi fisik dan non-fisik (mental- Spiritual dan falsafah). Tetapi hal ini belum sepenuhnya terlaksana. Yang sudah terlaksana baru Pencak Silat olahraga. Ini pun segi non-fisiknya belum mantap.
Upaya pengembangan dan penyebaran Pencak Silat Olahraga dilaksanakan antara lain dengan menyelenggarakan kejuaraan-kejuaraan. Di Indonesia setiap tahun diadakan kejuaraan nasional Pencak Silat untuk pesilat dewasa dan remaja secara berselang- seling, kecuali apabila dalam tahun yang bersangkutan diadakan PON (Pekan Olahraga Nasional) di mana Pencak Silat Olahraga juga diikutsertakan. Sejak tahun 1987, Pencak Silat Olahraga juga diikutsertakan dalam SEA Games. Dalam tahun- di mana Pencak Silat Olahraga ikutserta dalam SEA Games, IPSI juga tidak menyelenggarakan kejuaraan nasional. Setiap kejuaraan nasional selalu dimulai dari kejuaraan tingkat kecamatan. Upaya pengembangan dan penyebaran Pencak Silat Seni dilaksanakan dengan menyelenggarakan festival atau lomba. Di Indonesia IPSI baru melaksanakannya secara nasional pada tahun 1982. Untuk mengefisienkan penyelenggaraan, festival atau lomba tersebut diintergrasikan dengan kejuaraan Pencak Silat Olahraga. Lomba Pencak Silat Beladiri sedang diusahakan untuk juga dapat diselenggarakan, yang akan diintegrasikan juga dengan kejuaraan Pencak Silat Olahraga. Pada setiap kesempatan kejuaraan nasional Pencak Silat Olahraga, di Indonesia selalu diadakan pertemuan dan pernbicaraan dalam rangka peningkatan upaya pengembangan dan penyebaran Pencak Silat. Pembicaraan serupa dalam tingkat kebijaksanaan, dilakukan dalam Munas (Musyawarah Nasional) yang diadakan setiap 4 tahun sekali. Upaya lainnya yang telah dan akan dilakukan adalah Penataran Pelatih dan Wasit-Juri, penyempurnaan peraturan pertandingan, merumuskan standar nasional Pencak Silat Olahraga, kriteria penilaian lomba Pencak Silat Seni dan Pencak Silat Beladiri serta metoda pendidikan dan latihan Pencak Silat. Kejuaraan Pencak Silat Olahraga yang berskala internasional telah 6 kali dilaksanakan. Yang pertama dan kedua di Jakarta pada tahun 1982 dan 1984, yang ketiga di Wina pada tahun 1986, yang keempat di Kuala Lumpur pada tahun 1987, yang kelima di Singapura pada tahun 1988 dan yang keenam di Den Haag pada tahun 1990...**** Pada kesempatan itu juga dilaksanakan festival dan lomba Pencak Silat Seni dan pertemuan. Seminar Intemasional tentang Pencak Silat pernah diadakan, yakni pada kesempatan kejuaraan Internasional yang ke-IV di Kuala Lumpur. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan informasi- informasi sekitar Pencak Silat di berbagai negara, antara lain tentang pengembangan dan penyebarannya.
Pencak Silat sekarang ini terdapat dan berkembang di 20 negara, yakni di Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Belanda, Austria, Jerman , Belgia, Denmark,
Swiss, Perancis, Yugoslavia, Spanyol, Inggris, Turki, Amerika Serikat, Suriname, Thailand, Filipina dan Australia.
Di beberapa negara lain sedang dirintis pengembangannya, antara lain di Myanmar, Kamboja, Laos dan Vietnam. Negara-negara ini berkeinginan untuk mengikuti pertandingan Pencak Silat Olahraga dalam SEA Games, diantaranya ada yang meminta bantuan pelatih dari Indonesia.

VIII.Tantangan terhadap Pencak Silat

Pencak Silat yang "terdapat di luar negara sumbernya belum seluruhnya berkualifikasi sebagai Pencak Silat, dalam arti memenuhi kriteria jatidirinya maupun kaidah pelaksanaannya yang bernilai etis, teknis, estetis dan olahraga sebagai satu kesatuan. Di antara peminat Pencak Silat di luar negara sumbernya, ada yang berkecenderungan mempelajari Pencak Silat hanya segi fisikalnya saja dan kurang berminat mengetahui apalagi menghayati nilai-nilai falsafahnya yang menjiwainya dan nilai-nilai budaya yang mendasari maupun mewarnainya. Selama ini penyebaran pengetahuan tentang jatidiri Pencak Silat dan kaidah Pencak Silat sebagai aturan dasar dalam praktek pelaksanaan Pencak Silat yang bernilai etis, teknis, estetis dan olahraga sebagai satu kesatuan memang belum pernah dilakukan secara khusus. Usaha kearah itu sedang dirintis oleh IPSI, yanq juga akan dilakukan melalui PERSILAT. Sesuatu yang bernama Pencak Silat tetapi ujud prakteknya tidak menurut kaidah Pencak Silat (yang dijiwai nilai-nilai jatidiri Pencak Silat), dengan sendirinya tidak bernilai Pencak Silat menurut pengertian yang sebenarnya. Hal ini pada gilirannya akan menjatuhkan citra Pencak Silat. Disinilah letak tantangannya. Tantangan yang kedua berkaitan dengan mutu pertandingan Pencak Silat Olahraga yang masih belum memadai, bahkan kadang-kadang diwarnai oleh kericuhan , Kritik tajam mengenai hal ini sering terdengar. Hal itu akan dapat, bahkan mungkin telah menjatuhkan Citra Pencak Silat. Faktor penyebab yang utama adalah karena kurang dihayati dan dilaksanakannya kaidah Pencak Silat oleh pihak-pihak yang terlibat dalam pertandingan. Penghayatan kaidah Pencak Silat harus dilandasi dengan pemahaman jatidiri Pencak Silat serta nilai- nilai-nilainya.
Selain itu, tujuan pertandingan juga belum dihayati. Diantara tujuan tersebut adalah mengembangkan dan memasyarakatkan Pencak Silat, mempererat persaudaraan dan persatuan serta meningkatkan citra Pencak Silat: dan menarik simpati (minat) masyarakat (nasional dan internasional) terhadap Pencak Silat. Tujuan tersebut harus menjadi motivasi dasar pihak-pihak yang terlibat dalam per-tandingan dalam melaksanakan fungsi dan peranannya. Gagasan Ketua Umum PB IPSI di dalam meningkatkan mutu pertandingan Pencak Silat: Olahraga adalah dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas pelatih IPSI yang berasal dari perguruan-perguruan yang kemudian dikembalikan ke perguruan-perguruan untuk melatih anggotanya,-terutama mereka yang akan diikutsertakan dalam kejuaraan. Hanya pesilat yang telah mendapat latihan dari pelatih IPSI inilah yang boleh mengikuti kejuaraan yang diselenggarakan oleh IPSI. Nantinya gagasan ini akan di internasionalkan melalui PERSILAT. Gagasan lainnya adalah penciptaan Pertandingan Sistem Baru (PSB), yang sekarang ini sedang diujicoba. Di samping tantangan yang bersifat umum, masih terdapat tantangan yang bersifat khusus dalam kaitan dengan pengembangan dan penyebaran Pencak Silat secara utuh maupun pemeliharaan dan peningkatan citra Pencak Silat.

IX. Kesimpulan dan penutup

Dari keseluruhan uraian yang telah dikemukakan, dapat ditarik kesimpulan umum sebagai berikut :
  1. Pencak Silat berasal dan merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat pribumi Asteng serta memiliki jatidiri tersendiri.
  2. Berdasarkan pada nilai-nilai falsafahnya, Pencak Silat pada hakikatnya adalah substansi dan sarana pendidikan rohani dan jasmani untuk membentuk manusia utuh yang berkualitas tinggi baik mental maupun fisikal.
  3. Tantangan-tantangan yang dapat menjatuhkan citra Pencak Silat perlu diatasi dengan penyebaran pengetahuan tentang jatidiri Pencak Silat, falsafah Pencak Silat dan kaidah Pencak Silat serta meningkatkan jumlah pelatih Pencak Silat yang handal dan profesional.
Semoga uraian tentang nilai-nilai dan perkembangan Pencak Silat ini dapat memberikan tambahan pengetahuan sekitar Pencak Silat bagi mereka yang berminat.
**** Tahun 1992 Kejuaraan Dunia di Indonesia (Jakarta )
Tahun 1994 Kejuaraan Dunia di Thailand ( Hatyai )
Tahun 1997 Kejuaraan Dunia di Malaysia
Tahun 2000 Kejuaraan Dunia di Indonesia ( Jakarta )
Tahun 2002 Kejuaraan Dunia di Malaysia ( Penang )
Tahun 2004 Kejuaraan Dunia di Singapura

Sabtu, 24 November 2012




 

13 Pendekar Samurai Terhebat Sepanjang Sejarah


Samurai (侍 atau 士?) adalah istilah untuk perwira militer kelas elit sebelum zaman industrialisasi di Jepang. Kata "samurai" berasal dari kata kerja "samorau" asal bahasa Jepang kuno, berubah menjadi "saburau" yang berarti "melayani", dan akhirnya menjadi "samurai" yang bekerja sebagai pelayan bagi sang majikan.

Istilah yang lebih tepat adalah bushi (武士) (harafiah: "orang bersenjata") yang digunakan semasa zaman Edo. Bagaimanapun, istilah samurai digunakan untuk prajurit elit dari kalangan bangsawan, dan bukan untuk ashigaru (tentara berjalan kaki), misalnya. Samurai yang tidak terikat dengan klan atau bekerja untuk majikan (daimyo) disebut ronin (harafiah: "orang ombak"). Samurai yang bertugas di wilayah Han disebut hanshi.

Samurai harus sopan dan terpelajar, dan semasa Keshogunan Tokugawa berangsur-angsur kehilangan fungsi ketentaraan mereka. Pada akhir era Tokugawa, samurai secara umum adalah kaki tangan bagi daimyo, dengan pedang mereka hanya untuk tujuan adat istiadat. Dengan reformasi Meiji pada akhir abad ke-19, samurai dihapuskan sebagai kelas berbeda dan digantikan dengan tentara nasional yang menyerupai tentara negara Barat. Bagaimanapun juga, sifat samurai yang ketat yang dikenal sebagai bushido masih tetap ada dalam masyarakat Jepang masa kini, sebagaimana aspek cara hidup mereka yang lain.
1. Miyamoto Musashi

Pendekar samurai di zaman Edo. Menjadi pengembara selama bertahun tahun untuk menjadi pendekar samurai terhebat di Jepang, akhirnya ia menciptakan Nitouryu (teknik bertarung dengan dua pedang). Dia tidak hanya menulis tentang teknik pedang tetapi juga pernah menulis tentang semangat pendekar dalam buku nya yang berjudul Gorinsho. Seorang pendekar hebat yang tidak pernah terkalahkan dalam 60 kali pertarungannya. Mempunyai rival bernama Sasaki Kojiro yang berhasil dibunuhnya dalam duel Ganryujima (duel dari pulau Ganryu).
Kisah perjalanan hidupnya pernah dinovelkan, yang kemudian dibuat ulang dalam bentuk manga berjudul Vagabond oleh Takehiko Inoue (masih ingatkan, pengarang manga Slam Dunk ???)


2. Sasaki Kojiro

Seorang Pendekar samurai dari zaman Edo juga, merupakan rival berat Miyamoto Musashi.
Ia terus melatih teknik menebas jurus burung Swallow terbang miliknya, dan memakai pedang samurai bernama Tsubamegaeshi yang panjang seperti tiang jemuran pakaian, sehingga harus dia pikul ketika membawanya ( hmmm, kayaknya sering ditiru di dalam game atau anime nih).
Dia melayani tuannya yang bernama Hosokawa Tadaoki. Tewas dalam duel Ganryujima melawan Musashi.



3. Hijikata Toshizo

Seorang pendekar samurai dari Tennenrishinryu. Wakil ketua pasukan Shinsengumi di akhir zaman Edo. Dia adalah teman baik dari Kondo Isami sejak dari kecil. Persahabatan mereka tidak berubah sepanjang hidup mereka.
Di dalam berbagai pertempuran setelah kematian Kondo, ia tidak pernah menyerah. Ketika kalah dalam pertempuran penentuan di Hokkaido, ia melompat keluar sebelum musuh menangkapnya dan berpura pura mati. Dia berumur sampai tiga puluh empat tahun.
Karena dia adalah pria yang tampan, banyak wanita jatuh cinta kepada nya, bahkan dia juga dikabarkan berhubungan dengan sesama jenis. (bersama Okita Souji dijadikan sebagai tokoh tokoh penting dalam manga dan anime Samurai X)

NOTE: sebenarnya masih banyak anggota Shinsengumi yang lain, semua tokoh nyata dan sering keluar dalam manga dan anime. Tetapi dalam thread ini hanya ada 3 nama yang masuk ke dalam daftar.


4. Souji Okita

Juga seorang pendekar samurai dari Tennenrishinryu. Kapten unit ke satu dari kelompokShinsengumi. Meskipun Shouji Okita adalah seorang pendekar berbakat, tetapi dia meninggal karena penyakit TBC pada usia dua puluhan.


5. Kondo Isami

Pendekar samurai yang ikut berhasil menyukseskan kelompok Tennenrishinryu (Tennenrishin metode pedang). Kepala pasukan Shinsengumi pada akhir periode Edo. Dia memimpin banyak anggota yang tangguh dengan semangat dan kesetiaan kelompok yang tinggi.
Kondo Isami menolak penjatuhan Keshogunan Edo sampai saat terakhir, maka ketika dia kalah dia dihukum penggal.


6. Hattori Hanzo

Juga seorang ninja paling terkenal dari Jepang, pemimpin ninja Iga. Dia melakukan kegiatan spionase dan tipu muslihat untuk keluarga Tokugawa sehingga mengantarkan Tokugawa sukses menjadi Shogun (penguasa jepang).
Hattori Hanzo meninggal tahun 1596 pada usia 55 dengan kematian yang alami. Namun, ada versi cerita bahwa seorang ninja yang bernama Fuma Kotaro telah membunuh Hanzo dalam pertempuran.

NOTE: jika juragan bertanya, mengapa ninja bisa masuk ke dalam daftar, tolong dibaca lagi arti samurai.

7. Yagyu Jubei

Pendekar di zaman Edo. Ia adalah pelayan Tokugawa Iemitsu. Dia menguasai Yagyushinkageryu (teknik pedang Yagyushinkage).


8. Sarutobi Sasuke

Salah satu ninja dari klanKoga. Karena ayah angkatnya adalah seorang bawahan tua keluarga Sanada, ia juga melayani Sanada Yukimura. Mempunyai rival bernama Kirigakure Saizo seorang ninja dari klan Iga. Menurut cerita ia meninggal dalam peristiwa Osaka Natsu No Jin (pertempuran Osaka di musim panas). Sasuke tewas ketika ia terdeteksi oleh penjaga istana. Dia berhasil melarikan diri. Namun sayang, dia masuk ke dalam perangkap beruang yang membuatnya terpaksa untuk mengamputasi kakinya sendiri. Dia kemudian bunuh diri di depan para penjaga istana dan mereka pun melemparkan tubuhnya ke dalam parit.
Keberadaan sesungguhnya tentang dirinya tidak jelas. Terkenal sebagai salah satu Sanada Juyushi (sepuluh pejuang pemberani dalam keluarga Sanada).


9 .Ninomiya Sontoku

Ninomiya Kinjiro adalah namanya ketika masih kecil. Ia terkenal sebagai anak rajin yang belajar selain rajin membantu pekerjaan orang tuanya. Sampai beberapa tahun lalu, hampir setiap Sekolah Dasar di Jepang terdapat patung perunggu Ninomiya Sontoku yang berjalan membawa kayu bakar di punggungnya sambil membaca buku. Tetapi saat ini banyak patung yang dibongkar, karena pemerintah takut para siswa di Jepang menirunya (membaca buku sambil berjalan), sehingga membahayakan keselamatan mereka.

10. Sakamoto Ryoma

Hampir setiap pahlawan dari Boshin Wars (Revolusi Meiji) adalah pendekar kampung, dia adalah salah satu dari mereka. Sakamoto Ryoma ia pergi ke Edo (Tokyo) dengan ambisi besar dan berpikir tentang masa depan Jepang.
Ide berani dan tindakan agresif nya memainkan peran penting untuk era baru Jepang pada masa restorasi Meiji.
Kaientai adalah perusahaan dagang yang ia dirikan. Dia adalah contoh seorang pemuda bersemangat yang tidak memiliki apa apa selain mimpi karena ia dibunuh di usia tiga puluh tiga tahun, sebelum pemerintahan Meiji dimulai.

11. Ryoukan

Dia adalah seorang pendeta yang sederhana. Setiap hari dia bermain dengan anak-anak di desa. Simbol orang tenang dan berhati bersih. Orang-orang memanggilnya Ryoukan san dengan akrab.


12. Oishi Kuranosuke

Pemimpin dari Akou Roushi (samurai tidak bertuan dari Akou). Dia berwatak santai tidak emosional, dan rasional. Jadi, membalas dendam adalah keputusan terakhir baginya. Kebijaksanaan dan kesuksesan strateginya diakui oleh hampir semua orang Jepang.



13. Mito Koumon (Mitsukuni Mito)

Mito Koumon adalah seorang penguasa daerah timur Mito. Dia terkenal sebagai pemimpin yang cerdas dalam sejarah Jepang. Namun, Mito Koumon lebih terkenal sebagai seorang tua yang menyamar, berkeliling negeri mengoreksi ketidakadilan.




No.10 - Judo, Jepang

Judo ditemukan atau didirikan oleh Kano Jigoro, yang sering diganggu pada masa kecilnya, sekitar 1860 sampai 1870. Dengan mengambil berbagai kemampuan dasar beladiri yang berkembang, Kano menambahkan teknik lemparan untuk menciptakan Judo. Arti kata Judo adalah "jalan lembut" yang berarti kira2 menggunakan kekuatan lawan untuk melawan dirinya sendiri. Karena prinsip inilah, maka Judoka tidak harus lebih kuat daripada lawannya. Fokus utama Judo adalah melempar dan kuncian tanah, daripada memukul atau menyerang.

No.9 - Aikido, Jepang

Aikido diperkenalkan pada awal 1900an, dengan para pengikutnya belajar untuk menggunakan kekuatan dan energi lawan untuk menjatuhkan mereka. Para murid diajarkan untuk tetap menjaga kondisi penyerangnya, dan diajarkan untuk melumpuhkan tanpa melukai. Penggunaan senjata juga sering ditemui dalam aikido, dan para pengikutnya diajari untuk bertahan melawan tongkat, pedang dan bahkan pisau. pendiri Aikido, Morihei Ueshiba, berkata bahwa untuk menjadi pengikut Aikido yang sukses, para murid harus "menerima 99% serangan lawan dan menatap wajah kematian tanpa takut."

No.8 - Krav Maga, Israel

Beladiri wajib pengawal presiden Israel, seni bela diri ini tanpa aturan, dan keras. Bela diri ini tidak pernah dilatih untuk olahraga, karena benar2 ditujukan untuk menghancurkan penyerang dengan berfokus pada area vital lawan, misalnya selangkangan dan mata, dan bahkan mengijinkan penggunaan kepala sebagai senjata dan berbagai benda yang ada sebagai senjata. Pendekatan bela diri ini dibagi tiga langkah: Hadapi ancaman, cegah lawan untuk melakukan serangan kedua, dan netralkan lawan.

No.7 - Jujutsu, Jepang

Ketika samurai Jepang kehilangan semua senjata, mereka akan beralih ke penggunaan Jujutsu (seni lembut). Jujutsu berkembang dengan berfokus pada lemparan, kuncian dan menggulingkan diri. Tapi tidak seperti bela diri lain, Jujutsu lebih banyak bergerak ke "apa aja boleh". Secara tradisional, para murid diajarkan berbagai taktik "curang" seperti mencolok mata, menggigit, yang jika digunakan dengna tepat, dapat membunuh lawan. Bela diri ini sangat efektif jika digunakan pada pertempuran jarak pendek.

No.6 - Ninjutsu, Jepang

Beladiri misterius ini biasa digunakan oleh kaum pembunuh dan para pejuang gerilya Jepang. Ninjitsu mengajarkan berbagai cara untuk mengejutkan lawan dan mengalahkan lawan, dengan arah perkembangan untuk membunuh. Selain kaki, tangan, berbagai senjata diajarkan juga, termasuk teknik menyelinap dan melarikan diri secara efektif.

No.5 -Tae-kwondo, Korea

Te-kwondo memiliki arti "jalan kepalan dan kaki", beladiri ini berkembang pesat pada setelah era PD II, ketika Jepang mengakhiri pendudukan atas Korea. Bela diri ini terkenal atas tendangannya yang mencengangkan, dan menggabungkan antara kemampuan fisik dan kekuatan mental. Pemengang sabuk hitam beladiri ini mencapai 3 juta orang di seluruh dunia.

No.4 - Kung fu, Cina

Bela diri cari Cina ini berarti secara harfiah: Kesuksesan yang diraih dengan jalan yang berat dan panjang, dan merupakaan beladiri paling tua di dunia. Semenjak diperkenalkan oleh Kaisar Huangti, 2,698 sebelum Masehi, telah berkembang puluhan ribu aliran Kungfu. Secara tradisional, beladiri ini diajarkan oleh para biksu Shaolin, dengan penekanan utama pada moralitas dan filosofi, dimana nilai kerendahan hati, kepercayaan, dan kesabaran, serta penghormatan di tekankan.

No.3 - Karate, Jepang

Diturunkan dari kata yang berarti "tangan kosong", Karate diperkenalkan sebagai beladiri tanpa senjata. Berbagai teknik Karate diperkirakan berawal dari tahun 1300-an, walaupun penulis "10 Precepts of Karate”, Anko Itosu, bapak karate modern, menuliskan buku tersebut pada 1908. "Karate adalah teknik yang mengubah tangan dan kaki menjadi tombak" demikian tulis Anko. Pada buku tulisan Anko, karate dapat dipakai sebagai,"... cara mengindari perkelahian jika dihadang penjahat."

No.2 - Brazilian Jiu-jitsu, Brazil

Walaupun didirikan di Brazil, pendiri bela diri ini adalah Mitsuyo Maeda, seorang petarung dari Jepang, yang memenangkan lebih dari 2000 pertandingan dan dianggap sebagai manusia paling tangguh. Maeda bertemu dengan keluarga Gracie di Jepang pada 1914, dan semenjak saat itu juga keluarga Gracie dianggap sebagai keluarga pertama beladiri ini. Penekanan pada lemparan dan groundwork menjadikan olahraga ini populer di kalangan pengguna olahraga campuran

No.1 - Muay Thai, Thailand

Mirip sekali dengan kickboxing, tapi bedanya, pukulan dibawah sabuk, siku dan dan lutut semua boleh dipergunakan. Muay Thay susah sekali diperkirakan kapan tepatnya lahir kapan, tapi berbagai elemen dari beladiri ini dapat ditemui di beladiri Jepang dan India. Popularitas beladiri ini mulai muncul pada 1800an. Secara tradisi, bela diri ini sangat terstruktur, dengan berbagai ritual yang menunjukkan penghormatan kepada lawan. Sekarang beladiri ini lebih berfokus sebagai penggunaan badan sebagai senjata, kepalan,

Rabu, 21 November 2012

10 Bela Diri Paling Baik Di Dunia

Bela diri diciptakan untuk olahraga, pertahanan diri, dan bahkan pertempuran. Bela diri juga bisa menjadi bagian dari tradisi sebuah kebudayaan. Latihan bela diri bisa dengan alasan untuk meningkatkan kemampuan bertarung, kebugaran, pertahanan diri, olahraga, meditasi, disiplin mental, pengembangan karakter dan membangun rasa percaya diri, atau kombinasi di atas.

1. Karate


Karate berarti "tangan kosong" dalam bahasa Jepang. Karate adalah salah satu bela diri yang populer. Berasal 100 tahun yang lalu, dari pulau Okinawa, tidak merangkap di daratan Jepang sampai awal tahun 1900-an, saat Master Gichin Funakoshi menyederhanakan teknik pertahanan diri, dan menambahkan aspek filosofis. Ada banyak gaya dalam Karate, namun mempunyai karakter menangkis, memukul, dan menendang yang sama. Sekarang, Karate telah dipraktekkan dan dipelajari di seluruh dunia.

2. Tae Kwon Do


Walaupun dalam Bahasa Korea bisa diartikan "Seni tangan dan kaki", tapi Tae Kwon Do lebih terkenal dengan teknik-teknik tendangan daripada serangan tangan. Orang-orang yang berlatih Tae Kwon Do percaya, karena kaki lebih panjang dan umumnya lebih kuat dari tangan, maka kakilah senjata terbaik yang dimiliki mereka. Tae kwon do sebagai olahraga dan latihan sangat terkenal untuk berbagai usia dan gender. Berkat jutaan orang yang berlatih, kini Tae kwon do masuk sebagai cabang olahraga bela diri di Olimpiade.

3. Judo


Judo yang berarti "cara yang lembut", adalah seni bela diri modern yang berasal dari abad ke-19 di Jepang. Seni ini ditemukan oleh Jigoro Kano, yang ketika masih muda sering ditindas oleh teman-temannya. Setelah pengalamannya yang tidak memuaskan dengan Jujitsu, ia mengembangkan tekniknya dengan menyapu dan membanting yang membuat ukuran dan kekuatan tidak relevan. Seperti Tae kwon do, Judo juga merupakan olahraga di olimpiade. Tujuan utama dalam kompetisi Judo adalah untuk membanting musuh ke tanah atau mengunci musuh sampai ia menyerah.

4. Brazilian Jiu-Jitsu


Jiu-Jitsu dari Brazil memijam teknik Judo dari Jepang. Sistem beladiri ini dikembangkan oleh keluarga Gracie, pada awal abad ke 20, dan telah kuat sejak saat itu.

5. Kung Fu (Wushu)


Istilah "Kung Fu", tidak menjurus kepada teknik-teknik bela diri Cina, melainkan lebih kepada "keahlian atau kemampuan melakukan sesuatu". Nama yang lebih akurat adalah "Wushu", yang mana adalah sebuah bela diri modern dari Cina. Kung Fu dipercaya dibuat ribuan tahun lalu oleh seorang biksu Buda bernama Bodhidharma untuk membantu muridnya berkonsentrasi saat meditasi. Secara harfiah, ada ratusan gaya kung fu/wushu yang berbeda sekarang. Beberapa yang terkenal adalah Shaolin, Wing Chun, dan Tai Chi.

6. Capoeira


Seni ini bukan datang dari Asia, tapi dar Brazil. Capoeira diciptakan pada saat abad ke-19, oleh budak-budak Afrika, yang harus menyamarkan beladiri sebagai tarian. Musiknya berasal dari drum dan instrumen lain yang membantu mengatur irama permainan. Terdiri dari dua peserta yang menggunakan permainan akrobatik seperti menendang, menyapu, dan puntung kepala. Teknik dan strategi adalah kunci agar permainan berjalan dengan baik.

7. Arnis / Escrima / Kali


Bela diri dari Filipina ini biasa disebut Arnis/Escrima/ Kali yang diketahui dari senjatanya. Senjata-senjata itu adalah tongkat rotan, pisau, dan pedang. Dalam gaya bertarung yang efektif, para petarung menggunakan gerakan kaki yang rumit, cara berdiri, menangkis dan melucuti senjata untuk mengalahkan musuh.

8. Muay Thai


Sebagai olahraga nasional Thailand, Muay Thai seperti bisbol di Amerika(digemari dan dilakukan banyak orang). Walaupun hampir sama seperti kickboxing dari barat, beladiri ini sangatlah berbeda. Karena diperbolehkan untuk menggunakan pukulan, tendangan, menggunakan tulang kering, dan menyiku dalam serangannya. Olahraga ini telah mendapat perhatian dunia, dan sekarang terdapat sekolah Muay Thai di seluruh dunia.

9. Krav Maga


Beladiri ini dikembangkan di Israel dan telah diadopsi oleh unit militer dan kepolisian diseluruh dunia karena keefektifannya. Bela diri ini bukanlah sebuah olah raga dan bukan untuk kompetisi, tapi lebih fokus terhadap pertahanan diri yang diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Krav Maga mengajarkan untuk mengabaikan gangguan dan menimbulkan kerusakan pada jarak dekat, membuatnya sangat efektif

10. Jeet Kune Do


Dikembangkan oleh aktor dan pelaku bela diri Bruce Lee, Jeet Kune Do secara harfiah berarti "Cara menepis pukulan". Bela diri ini tidak banyak mengandung unsur tradisional, filosopi bela diri ini menggabungkan sifat-sifat dan karakteristik dari bela diri lainnya, termasuk olahraga tinju dan anggar.